PCIM News

[Kabar PCIM][list]

Kabar Persyarikatan

[Muhammadiyah][twocolumns]

Apakah Wanita Dan Pria Itu Sama?




Ketika saya membaca makalahnya seorang feminisme Indonesia Dr. Siti Musdah Mulia, MA. Saya memandang bahwasanya di sana terdapat keinginan untuk persamaan kesetaraan antara wanita dan laki-laki dari segala aspek dan menolak fakta sejarah yang menyatakan bahwasanya wanita tercipta dari tulang rusuknya laki-laki dan lain sebagainya. Sekarang saya akan mencoba mengulas dengan menjawab pemahaman yang demikian sempit terhadap ketetapan Islam, agar kita tidak terjerumus kepada kesalahpahaman yang mana seakan-akan apa yang disampaikan oleh mereka itu benar. akan tetapi, dibalik itu semua adalah penolakan terhadap kodrat yang telah Allah tetapkan kepada kita.
Dr. Siti Musdah Mulia, MA menulis,[42] ”Salah satu penyebab ketimpangan gender tersebut dari perspektif agama adalah rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai nilai-nilai agama yang menjelaskan peranan dan fungsi perempuan; dan masih banyaknya disosiolasikan penafsiran agama yang merugikan kedudukan dan peranan perempuan. Di antara pemahaman agama yang bias dan kemudian membawa implikasi kepada ketimpangan gender adalah sebagai berikut. Pertama, pemahaman tentang asal-usul penciptaan manusia. Umumnya muballigh dan mubalighat menjelaskan manusia yang pertama yang diciptakan Tuhan adalah Adam As. selanjutnya Hawa istrinya diciptakan dari tulang rusuk Adam a.s.. pemahaman seperti ini mengacu kepada surat al-Nisa’ ayat pertama. Pemahaman yang demikian membawa implikasi yang luas dalam kehidupan sosial. Karena Hawa, selaku wanita pertama, tercipta dari bagian tubuh laki-laki, yaitu Adam As., lalu perempuan itu diposisikan sebagai subordinat laki-laki. Dia adalah the second human being, manusia kelas dua. Perempuan bukanlah manusia yang penting, dia hanyalah makhluk pelengkap yang diciptakan dari dan untuk kepentingan laki-laki. Konsekuensinya, perempuan tidak pantas berada di depan, tidak pantas menjadi pemimpin dan seterusnya. Kedua, pemahaman tentang kejatuhan Adam as. dan Hawa dari surga. Di masyarakat disosialisasikan bahwa Adam a.s. jatuh dari surga akibat godaan Hawa, istrinya terlebih dahulu terpengaruh oleh bisikan iblis. Implikasi dari pemahaman ini bahwa perempuan itu hakikatnya adalah makhluk menggoda dan dekat dengan iblis.

Karena itu, jangan terlalu dekat dengan perempuan dan jangan dengar pendapatnya sebab akan menjerumuskan ke neraka. Perempuan mudah sekali dipengaruhi dan diperdayakan. Karenanya, ia tidak boleh keluar tanpa muhrim, tidak boleh jalan sendirian, dan tidak boleh keluar malam. Lebih baik baginya ia tinggal di rumah saja mengurus rumah tangga, tidak perlu sekolah tinggi-tinggi dan tidak perlu aktif di masyarakat.”

Kalau kita perhatikan makalahnya tersebut, penulis menilai bagaimana sempitnya prediksi beliau dalam menilai kedudukan wanita yang ditetapkan dalam Islam. Penulis akan mencoba menjelaskan bagaimana sebenarnya kedudukan wanita yang Islam telah berikan kepada kaum wanita—sebagaimana yang saya jelaskan pada bab sebelumnya--. Apakah segitu sempitnya Islam memberikan kedudukan bagi kaum wanita dengan memandang wanita sebagai makhluk pelengkap dan apa yang keluar dari mereka selalu jelek dan tidak pantas diambil. Kita bisa meneliti kembali bagaimanakah peran wanita ketika Islam datang, mereka berpolitik, mereka bermasyarakat dan kedudukan mereka sangat dihormati.

Pada bab awal saya telah menjelaskan bagaimana peranan wanita dalam sebuah negara sangat besar sekali dan Islam mengangkat derajatnya. Memberikan kebebasan bagi wanita dengan menempatkan wanita kepada tempat yang sebenarnya. Pertama saya akan menjawab apa yang telah dilontarkan oleh Dr. Siti Musdah Mulia, MA. Seharusnya kita jangan menganggap bahwa diciptakannya Hawa dari tulang rusuk Adam As. adalah wanita sebagai wanita pelengkap, keduanya adalah saling melengkapi. kita ketahui bahwasanya dalam Islam wanita dan pria itu sama kedudukannya dari segi kemanusiaannya di mata Allah, hanya yang membedakan ialah ketaqwaan seseorang saja. Cuma, laki-laki diangkat satu derajat untuk memimpin dikarenakan perbedaan tabiat, itu saja. Selanjutnya, apakah itu yang di anggap wanita sebagai pelengkap. Kedua, bahwasanya kejatuhan Adam As. disebabkan oleh Hawa itu benar, sejarah membuktikan. Akan tetapi al-Qur'an juga memaparkan bahwasanya kejatuhannya Adam a.s. adalah akibat mereka berdua, Allah tidak hanya menyalahkan Hawa. Tapi, bukan berarti wanita dekat dengan syaitan dan wanita itu jelek tanpa melihat wanita yang baik. Wanita memang menggoda kecuali wanita yang shalihah. Kalau kita melihat dan membaca kembali bahwa bukankah penghuni neraka itu kebanyakan adalah wanita? Kalau kita melihat dari jumlah wanita di dunia ini perbandingan antara wanita dan laki-laki itu antara 1 laki-laki banding 4-5 perempuan. Itu kalau kita melihat dari segi kuantitas.

Gejala lain yang menyebabkan kaum wanita terjerumus ke neraka adalah pembangkangan mereka terhadap suami, tidak mengakui jasanya. Kadang-kadang wanita--tidak semuanya-- membebankan kepada suaminya sesuatu yang tidak bisa ia pikul. Kaum wanita banyak memakai pakaian yang tidak pantas, mengingkari fungsi mereka dalam kehidupan, berperilaku seperti kelakuan wanita jahiliah. Sungguh menyedihkan keadaan wanita sekarang ini, ketika adat barat datang dengan pakaian yang seronok, kaum wanita seharusnya tidak menerima mentah-mentah hal tersebut. Yang mana dahulu timur sangat menjaga etika, akan tetapi ketika eropa datang dengan adat barunya dengan mengulang adat zaman jahiliah dulu, wanita kita secara tidak sadar telah ikut kepada hal yang tidak baik. Seharusnya kita bisa mengambil sesuatu dari mereka hal positif saja, jangan hal yang negatif dan positifnya kita acuhkan. Alangkah baiknya jika yang kita ambil dari mereka itu hanya sekadar kemajuan ilmu saja, baik dari bidang ekonomi, politik, teknologi dan discovery (penemuan) dan hal yang positif lainnya. Begitu juga kita lihat keadaan mahasiswi sekarang, jarang sekali kita lihat mereka yang memakai pakaian rapi sehingga enak dipandang dan tidak memancing orang untuk tidak berbuat jahat. Mungkin pembahasan ini akan panjang kita bahas akan tetapi intinya di situlah kenapa yang paling banyak manusia yang masuk neraka adalah kaum wanita.

Kita tidak bisa menyamakan pria dan wanita dalam segala hal, kita seharusnya bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya. Kita bisa melihat bagaimana perbedaan keduanya sangat mendasar. Perbedaan yang bisa kita lihat dari keduanya adalah :

Pertama, antara pria dan wanita adalah wanita dapat hamil, melahirkan, dan menyusukan. Selama masa hamil, melahirkan, dan menyusukan ini dia menghadapi beberapa tugas berat yang telah ditakdirkan kepadanya. Selama ini juga ia tidak bisa mengatakan bahwa antara pria dan wanita itu sama.

Kedua, secara ilmiah postur tubuh wanita lebih kecil dibandingkan dengan tubuh pria. Bahkan dalam semua bidang, wanita lebih kecil dibandingkan dengan pria. Kepalanya lebih kecil, dadanya lebih sempit, dan ciptaan tubuh wanita lebih lembut dari pada pria. Kulitnya juga sangat berbeda dengan kulit pria. Kulit wanita licin dan halus, sementara kulit pria kasar dan keras. Namun demikian, rambut wanita lebih subur dibandingkan dengan pria, sebab dengan rambut yang subur ia akan kelihatan lebih cantik. Kemudian, otot wanita lebih lunak daripada otot pria. Wanita lebih mudah mencintai, cemburu, dan iri dan tingkatnya sangat tinggi. Hal ini terlihat dalam mencintai anak-anaknya dan memusuhi lawan-lawannya.[43]

Mengingat wanita itu diciptakan untuk berperan menemani pria dalam memerankan tugas yang ada di bumi ini, seiring dengan itu berubah pula susunan anggota tubuh mereka, maka wanita mengalami penyakit khusus yang tidak dialami kaum pria. Perbedaan dalam bidang anatomi ini diikuti pula oleh perbedaan dalam penetapan hukum. Pembuat hukum menetapkan hukum yang berbeda bagi pria dan wanita dalam banyak hal, sesuai dengan perbedaan alamiah dan kejiwaan pada setiap jenis.[44] Setelah semua itu, apakah orang masih memiliki seberkas akal dalam kepalanya dan bersikeras untuk menuntut persamaan pria dan wanita, serta memutar balikkan sistem yang telah digariskan oleh Allah, ditetapkan oleh hukum alam, dan dibutuhkan oleh kepentingan umum.

42 Dr. Siti Musdah Mulia, MA, Gerakan Feminisme Indonesia, h. 9. Disampaikan pada lokakarya dan silaturahmi kader NU luar negeri, tanggal 31 Juni 2003 di Kairo, Mesir.
43 Ukasyah Athibi, op. cit., h. 249.
44 Ibid., h. 240.
----------------------------------
Pcim Mesir menerima zakat, infaq, sadaqah. Uang ini akan dipergunakan untuk kepentingan dakwah Pcim Mesir dan dapat disalurkan ke:
No rek. 3660009009 a/n PCIM Mesir, Bank Syariah Mandiri, Jl. Gedong Kuning Selatan, No. 5, Yogyakarta.
Konfirmasi via facebook : https://www.facebook.com/pcim.mesir
Dan semoga amal ini bisa menjadikan kita menerima buku amalan perbuatan dengan tangan kanan diakhirat kelak. Alamat Pcim Mesir: Building 113/2, 10th district, Nasr city, Cairo, Egypt.
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

Tidak ada komentar :


Majelis dan Lembaga

[Seluruh Artikel][grids]

Kajian MCIS

[Kajian Utama][bsummary]

Majalah Sinar Mesir

[Seluruh Artikel][threecolumns]

Shaffatul 'Aisyiyah

[Shaffatul 'Aisyiyah][list]