PCIM News

[Kabar PCIM][list]

Kabar Persyarikatan

[Muhammadiyah][twocolumns]

Ibu, Madrasah Negara

Jika kita amati bangsa manapun di dunia ini, pasti kita temukan bangsa tersebut terdiri atas satu kelompok manusia yang umumnya diikat oleh suatu ikatan agama, kebangsaan, dan etnis. Bahagia atau tidaknya suatu bangsa bergantung pada individu-individunya. Artinya, jika individunya baik, maka baiklah bangsa tersebut. Dan jika individunya rusak maka rusaklah bangsa tersebut. Mereka adalah anggotanya. Bergerak atau diam, maju atau mundur, sengsara atau binasanya suatu bangsa bergantung pada mereka. Suatu bangsa bergantung pada kaum prianya yang bekerja dan kaum wanitanya yang mempunyai keyakinan yang teguh, serta kawula mudanya yang mempunyai ilmu pengetahuan dan agama.

Merekalah sumber kebahagiaan dan kemajuan suatu bangsa. Mereka adalah tiang negara dan sandaran tempat bertahan. Mereka adalah sinar yang menerangi negara dan penunjuk jalan yang membimbing ke arah kebaikan. Sedangkan pemegang peran yang paling terpenting adalah ibu.
Mengingat ibu adalah tiang utama yang diandalkan oleh semua bangsa dalam mendidik anak, dia haruslah orang yang berakal, pintar, arif, bijaksana, terpelajar, dan sempurna. Benar sekali apa yang dikatakan Napoleon Bonaparte, “ Perancis tidak mungkin mecapai kejayaan dan kebesaran kecuali dengan wanita yang baik.”

Maka dari itu, tidak salah penulis mengatakan perempuan adalah ujung tombak dalam suatu negara, walaupun keberhasilan negara kedepan itu dilihat dari pemudanya, akan tetapi kita harus tahu pemuda lahir dari perempuan-ibu- dan perempuanlah yang mendidik dan mengarahkan pemuda-anak-anaknya-, sehingga tidak heran lagi bagaimana perempuan itu dalam keberadaannya sangat menentukannya, sehingga nama dan simbol mereka sering digunakan. kita lihat, bagaimana sebuah pusat negara dinamakan ibu kota, bukan bapak atau ayah kota. Di Indonesia setiap tahunnya diperingati hari ibu untuk mengenang jasanya. Begitu juga dalam Islam yang ada hanya Ummu al-Mu’minin tidak ada Abu al-Mu’minin. Jadi tidak heran sampai di hadits pun menyebutkan bagaimana seorang nabi besar Muhammad saw. menuturkan ketika salah seorang lelaki yang datang kepada beliau lalu bertanya, “Wahai Rasulullah : siapakah orang yg paling berhak untuk saya perlakukan secara baik? Beliau menjawab, “Ibumu.” kemudian siapa lagi, ”Ibumu.” kemudian siapa lagi, “Ibumu.” kemudian siapa lagi, ”kemudian ayahmu.” Alangkah besarnya peran seorang ibu dalam rumah tangga dalam menentukan masa depan sebuah keluarga. Maka dari itu, kita harus memperhatikan juga eksistensinya dan menjaga hak mereka dalam suatu masyarakat, bahkan, negara sekalipun untuk ruang lingkup yang lebih besar lagi. Agar mereka tak merasa dikesampingkan, padahal, peran mereka sangat besar. Dengan aturan--Islam-- yang telah ditetapkan kepada kita.
Dahulu, sebelum datang Islam, kaum perempuan adalah kaum ummi, tidak dapat membaca dan menulis, kemudian mereka diwajibkan menuntut ilmu oleh Islam. ketika peradaban sebelumnya dimusnahkan oleh Islam, maka terbukalah pintu sekolah bagi kaum wanita. Hingga sampai saat ini perempuan bebas-bahkan sebuah kewajiban- dalam menuntut ilmu berkat jasa Islam. Sehingga mereka dalam membina keluarga lebih membaik dengan ilmu yang mereka miliki. Dengan demikian ibu sebagai sekolah bagi anak-anaknya dapat teraplikasikan dengan baik, kalau ibu mereka memiliki ilmu yang matang.

Ibu sebagai sekolah yang informal, banyak mempengaruhi anak dalam belajarnya melebihi sekolah formal. Walaupun ilmu secara umumnya yang mereka dapat dari sekolah formal. Saya sangat kagum sekali dengan perkataannya Hafidz Ibrahim,

“Al Ummu madarasatun idzâ a’dadtahâ ; A’dadta sya’ban thayyiba al-a’râqi
Al Ummu raudha in ta’ahhadahu al-haya ; bi al-rayyi auraqa ayyuma îrâqi
Al Ummu ustadzu al-asâtidzati al-ūla ; syaghalat maâtsirahum madâ al-âfâqi.”

“Ibu adalah madrasah. Jika Anda persiapkan, berarti Anda mempersiapkan generasi yang harum namanya.
Ibu adalah taman, jika ia selalu disiram, ia akan berdaun rindang.
Ibu adalah guru pertama dari sekalian guru, pengaruhnya menjangkau seluruh dunia.”

Mengingat periode pertama pendidikan anak sebagian besar dihabiskan di rumah dalam pelukan kaum ibu dan penasihat pertama bagi manusia, sekaligus menjadi pendidik dan tempat belajar sebelum seseorang mengenal bicara. Ibulah yang menanamkan kebiasaan baik dan sifat terpuji pada diri manusia sehingga ia menjadi orang terpandang dan berani. Seorang ibu bisa saja menjadikan anaknya seorang raja yang penyayang atau setan yang terkutuk, sebab dialah yang senantiasa
bersama anaknya sejak kecil. Maka dari itu kaum ibu haruslah memiliki akhlak mulia dan kebiasaan yang baik, senantiasa berpegang teguh pada agama, mengikuti aturan Allah, mengerjakan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Mengapa tidak, sebab agama yang menanamkan rasa cinta kepada keutamaan dan menjauhkannya dari tempat-tempat yang menyesatkan dalam jiwa anak. Agamalah sebaik-baik penunjuk jalan bagi muda-mudi supaya memiliki sifat malu, tidak memakai pakaian yang seronok, serta tidak meniru wanita asing mengenai hal yang tidak pantas.

Pendek kata, kebahagiaan dan kejayaan bangsa bergantung pada kaum ibu yang shalih dan remaja putri yang baik, sebab, merekalah yang akan melahirkan bagi suatu bangsa anak-anak yang shalih dan individu yang berguna dan intelektual terbaik. Dari merekalah akan muncul suatu umat yang saleh dan bangsa yang mulia.  
------------------
Pcim Mesir menerima zakat, infaq, sadaqah. Uang ini akan dipergunakan untuk kepentingan dakwah Pcim Mesir dan dapat disalurkan ke: No rek. 3660009009 a/n PCIM Mesir, Bank Syariah Mandiri, Jl. Gedong Kuning Selatan, No. 5, Yogyakarta. Konfirmasi via facebook : https://www.facebook.com/pcim.mesir Dan semoga amal ini bisa menjadikan kita menerima buku amalan perbuatan dengan tangan kanan diakhirat kelak. Alamat Pcim Mesir: Building 113/2, 10th district, Nasr city, Cairo, Egypt.
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

Tidak ada komentar :


Majelis dan Lembaga

[Seluruh Artikel][grids]

Kajian MCIS

[Kajian Utama][bsummary]

Majalah Sinar Mesir

[Seluruh Artikel][threecolumns]

Shaffatul 'Aisyiyah

[Shaffatul 'Aisyiyah][list]