Islam dan Barat Konfrontasi atau Dialog?
Manakala perang dingin antara blok Barat dan timur berlangsung Barat sangat erat sekali menjalin hubungan dengan Islam untuk melawan Uni Soviet dan ideologi komunismenya. Barat sangat yakin bahwa Islam dan komunisme tidak akan pernah bisa bersatu, karena itu sangatlah beruntung untuk menjalin hubungan dengan negara-negara muslim dalam menyelesaikan masalah ini. Tetapi sesudah runtuhnya Komunisme yang berbarengan dengan tumbangnya Uni Soviet, hubungan politik Islam dan Barat pun berhenti sampai di situ, bahkan Barat melangkah untuk mencari musuh pengganti ideologi komunisme yang runtuh, dan mereka tidak mempunyai musuh lain kecuali Islam. Dari sini bisa terlihat seakan Barat memang tidak bisa hidup tanpa musuh, dan apabila mereka tidak mempunyai musuh yang riil maka mereka menggambarkan musuh imajinatif dan musuh imajinatif Barat saat ini adalah Islam.[14]
Islam dianggap sebagai agama pengancam terhadap eksistensi dinamisme kepercayaan dan agama lain, Samuel P. Huntington dengan jelas-jelas menyatakan kepada masyarakat dunia bahwa peradaban Barat saat ini terancam keeksistensiannya oleh peradaban dan agama Islam, karena itu Samuel Huntigton menganjurkan masyarakat Barat untuk menyikapi permasalahan ini dengan serius,[15] dan sejak itupun fase politik Barat berubah drastis dan cenderung memusuhi Islam, sehingga Islamphobia atau ketakutan terhadap Islam seakan membayangi kehidupan masyarakat Barat dan mempengaruhi setiap kebijaksanaan luar negeri mereka terhadap negara-negara muslim.
Pembahasan tentang fundamentalisme Islam, terorisme Islam dan bahaya yang mengancam peradaban Barat pun mulai didiskusikan di dalam forum-forum resmi maupun non resmi, tetapi sejauh ini bukan solusi yang dihasilkan malah menambah ketegangan dan kebencian Barat terhadap Islam, karena Barat selalu salah dalam memahami psikologi umat Islam. Secara terbuka hal tersebut diakui oleh Graham Fuller dalam paper-nya yang berjudul “Islamic movements and western interests ; Strategic imperatives” ia mengatakan bahwa kebijaksanaan luar negri Barat (baca : Amerika) sangat dominan dipengaruhi oleh implikasi gerakan Islamis terhadap proyek strategis-imperatif Barat, di antaranya keselamatan Israel, akses terhadap pasaran global timur tengah dan juga penguasaan minyak, bahkan lebih frontal lagi Athony Sullvian mengatakan walaupun kadang Barat berbeda visi dalam beberapa permasalahan krusial dengan kalangan Islamis, Barat akan berusaha untuk melakukan tindakan kooperatif selama tidak mengganggu nilai-nilai tradisi sosial dan tidak mengganggu kepentingan Barat di timur tengah.
Dalam sirkulasi politik seperti ini dialog seakan tidak bisa sama sekali untuk bisa menjembatani kedua peradaban tersebut dan mempertemukan mereka dalam sebuah titik mutual understanding yang saling menguntungkan dan membangun sehingga kemungkinan terjadinya konfrontasi antara dua belah pihak akan lebih kecil dan tertutup. Tetapi apabila politik double standard yang selama ini diterapkan oleh Barat dalam menyelesaikan kekisruhan politik di Timur Tengah masih saja diterapkan yakinlah bahwa dialog dan perdamaian hanyalah mimpi ilusif untuk tercipta di Timur Tengah, karena sebenarnya konfrontasi yang selama ini akut antara Israel dan Palestina, permasalahannya bukan pada Israel itu sendiri tetapi pada kebijaksanaan politik Washingtong yang senantiasa cenderung berpihak pada Israel .[16]
---
14 Zakzuk hamdi Prof. Dr, Humum al-Umah al-Islamiyah, Maktabah Usroh tahun 2001 hall 40
15 Lihat Sikand Yoginder, dalam Islam and the West : A Dialogue, edisi pertama tahun 1998 penerbit American Muslim Foundation, New York.
16 Lihat Dwedar Jalal, Amerika wa-Ajmah al-Syarka al- Ausat, tahun 2002, cetakan Maktabah al-Usroh, hal 11.
----------------------------------
Pcim Mesir menerima zakat, infaq, sadaqah. Uang ini akan dipergunakan untuk kepentingan dakwah Pcim Mesir dan dapat disalurkan ke:
No rek. 3660009009 a/n PCIM Mesir, Bank Syariah Mandiri, Jl. Gedong Kuning Selatan, No. 5, Yogyakarta.
Konfirmasi via facebook : https://www.facebook.com/pcim.mesir
Dan semoga amal ini bisa menjadikan kita menerima buku amalan perbuatan dengan tangan kanan diakhirat kelak. Alamat Pcim Mesir: Building 113/2, 10th district, Nasr city, Cairo, Egypt.
Post A Comment
Tidak ada komentar :