PCIM News

[Kabar PCIM][list]

Kabar Persyarikatan

[Muhammadiyah][twocolumns]

Memulai Langkah Internasionalisasi Gerakan Muhammadiyah

Memulai Langkah Internasionalisasi Gerakan Muhammadiyah
Zaky Ar-Rasyid

Pada umurnya yang memasuki abad kedua, Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi massa (ormas) Islam terbesar di Indonesia mulai mengkonsep internasionalisasi gerakan. Sebuah usaha untuk mempromosikan gerakan Muhammadiyah ke dunia Internasional. Walaupun sudah berdiri lebih dari 1 abad, gerakan Muhammadiyah masih kalah populer di dunia Internasional dibandingkan gerakan lain semisal Ikhwanul Muslimin, Jamaah Tabligh, Hizbut Tahrir dan Gülen Movement yang umurnya jauh lebih muda.

Internasionalisasi Muhammadiyah Saat Ini
Mulai bermunculan berbagai ide konsep internasionalisasi versi Muhammadiyah. Beberapa diantaranya dengan pendirian Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di luar negeri yang saat ini ada di 15 negara. Dengan beranggotakan masyarakat Indonesia, PCIM menjadi tempat para kader Muhammadiyah berkumpul di negara rantau dengan berbagai status pekerjaan mulai dari pelajar/mahasiswa, pengajar/dosen maupun pekerja (TKI). Siklus kaderisasinya bergantung pada generasi baru orang Indonesia yang datang ke negara tersebut, belum bisa mengajak penduduk lokal bergerak bersama di PCIM, sehingga keberadaan PCIM di luar negeri sangat berkaitan erat dengan masyarakat Muhammadiyah di luar negeri. Bisa jadi, jika di negeri tersebut sudah tidak ada orang Muhammadiyah berwarga Indonesia, PCIM bisa dipastikan tidak akan ada lagi.
Selain dengan konsep PCIM, dalam dunia Internasional Muhammadiyah juga berperan aktif dalam isu-isu dunia Islam. Mulai dari seminar Islam Internasional di berbagai negara, mengirimkan bantuan ke daerah konflik, maupun membantu pemerintah Indonesia dalam menangani perdamaian di daerah rawan konflik.
Meskipun dengan dua konsep di atas, hal tersebut belum cukup menjadikan gerakan Muhammadiyah go international. Dalam artian Muhammadiyah masih hanya berkutat di masyarakat Indonesia saja, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Padahal konsep Internasionalisasi yang sebetulnya diinginkan adalah mengajak masyarakat asing (luar Indonesia) berjuang bersama-sama  dengan ideologi Muhammadiyah, membantu menuntaskan permasalah umat di negara asalnya. Bukan hanya sekedar mengenal Muhammadiyah sebagai gerakan/ormas yang berasal dari Indonesia, tapi juga ikut berjuang untuk umat dengan gerakan Muhammadiyah. Tepatnya dengan jargon “Islam Agamaku, Muhammadiyah Gerakanku”.
Enam Dimensi Ideologi Muhammadiyah
Ideologi Muhammadiyah dengan landasan normatif Qs. Ali Imran: 104 dan 110 dengan inti mengajak kebaikan (amar ma’ruf) dan mencegah kemungkaran (nahi mungkar) berkembang menjadi sebuah konsep global yang mengakomodir berbagai sendi kehidupan masyarakat, mulai dari agama, keummatan, sosial, politik kebangsaan maupun seni budaya. Ada enam dimensi ideologi Muhammadiyah sebagaimana dirumuskan oleh Bapak Haedar Nashir, diantaranya; 1) Ideologi gerakan Muhammadiyah merupakan sistem paham dan teori perjuangan yang dilandasi, dijiwai, dan dibingkai serta dimaksudkan untuk mengamalkan Islam dalam seluruh kehidupan umat manusia. 2) Sebuah manhaj (sistem, metode) dakwah Islam untuk mengajak manusia beriman kepada Allah (tu’minuna billah) serta amar ma`ruf nahi munkar.  3) Sebuah sistem dan teori perjuangan Islam untuk tajdid (pembaruan), sehingga selalu terbuka pada kritik dan memiliki agenda perubahan ke arah kemajuan (ishlah). 4) Memiliki kerangka pemikiran dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Khittah Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, dan pemikiran-pemikiran formal lainnya dalam Sistem Keyakinan dan Hidup Islami dalam Muhammadiyah. 5) Merupakan teori dan strategi perjuangan Islam yang menyeluruh dan mencakup seluruh aspek kehidupan, untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. 6)  merupakan tali pengikat gerakan yang diwujudkan dalam sistem organisasi, jama`ah, kepemimpinan, dan gerakan amal usaha, untuk menjadikan Islam sebagai rahmatan lil`alamin di muka bumi ini.
Rumah Muhammadiyah
Menyebarnya ideologi suatu gerakan tidak terlepas dari pendidikan mengenai konsep dasar dari ideologi tersebut. Bisa berbentuk kajian kecil melalui tulisan atau media-media lain yang mampu menyalurkan intisari konsep gerakan tersebut. Begitu juga dengan ideologi Muhammadiyah, ia diajarkan dengan pendidikan yang dimulai oleh pendirinya KH. Ahmad Dahlan, kemudian diteruskan generasi setelahnya, sehingga berkembang seperti sekarang ini. Mayoritas masyarakat Muhammadiyah saat ini terlahir sebagai lanjutan masyarakat Muhammadiyah sebelumnya, dari komunitas terkecil berupa keluarga Muhmmadiyah. Seorang anak yang hidup di tengah-tengah masyarakat Muhammadiyah bisa menjadi penerus perjuangan Muhammadiyah di masa mendatang, karena sejak kecil ia hidup dengan didikan lingkungan Muhammadiyah.
Mengadopsi dari analogi sederhana di atas, Internasionalisasi gerakan Muhammadiyah bisa dilakukan dengan cara tersebut. Konsep di atas dirangkum dalam konsep “Rumah Muhammadiyah” yang diperuntukkan kepada mahasiswa asing yang sedang studi di Indonesia, baik di Perguruan Tinggi Muhammdiyah (PTM) ataupun yang lainnya. Isi dari Rumah Muhammadiyah adalah mengajarkan bagaimana Ideologi Muhammadiyah melalui aktivitas kehidupan sehari-hari, mulai dari tidur sampai tidur lagi. Termasuk juga ‘magang’ pada salah satu gerakan dakwah Muhammadiyah di berbagai bidang, agar para kader yang berasal dari berbagai negara tersebut paham dengan Ideologi Muhammadiyah, dari tataran teori hingga praktek. Setelah mereka paham, bukan tidak mungkin mereka akan bergerak di lingkungan tempat asalnya, seperti yang mereka dapatkan di Rumah Muhammadiyah. Dari sini mulailah Ideologi Muhmmadiyah menyebar di luar negeri dan mulai dipraktekkan oleh orang asing di negara asalnya.

Dengan konsep Rumah Muhammadiyah ini, Muhammadiyah dapat mendidik kader internasionalnya secara kontinyu dan berkelanjutan. Dan nantinya bisa menyebarkan ideologi gerakannnya ke penjuru dunia. Wallahu a’lam. []

----------------------------------
Pcim Mesir menerima zakat, infaq, sadaqah. Uang ini akan dipergunakan untuk kepentingan dakwah Pcim Mesir dan dapat disalurkan ke:
No rek. 3660009009 a/n PCIM Mesir, Bank Syariah Mandiri, Jl. Gedong Kuning Selatan, No. 5, Yogyakarta.
Konfirmasi via facebook : https://www.facebook.com/pcim.mesir
Dan semoga amal ini bisa menjadikan kita menerima buku amalan perbuatan dengan tangan kanan diakhirat kelak. Alamat Pcim Mesir: Building 113/2, 10th district, Nasr city, Cairo, Egypt.
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

Tidak ada komentar :


Majelis dan Lembaga

[Seluruh Artikel][grids]

Kajian MCIS

[Kajian Utama][bsummary]

Majalah Sinar Mesir

[Seluruh Artikel][threecolumns]

Shaffatul 'Aisyiyah

[Shaffatul 'Aisyiyah][list]