Perang Salib dan Fantasi Sejarah Modern
Barat pernah mengalami kekalahan fatal dalam beberapa kali perang salib yang berlangsung lebih kurang dua abad lamanya (10961 – 1291 M), pada perang salib pertama (1096 – 1009 M) Barat mengalami kemenangan – tetapi pada perang salib II sampai VII tentara Islam menang gemilang, sehingga tidaklah mustahil Barat mewariskan dendam kesumat terhadap umat Islam untuk membalas kekalahan mereka, hal tersebut terlihat dengan banyaknya politisi dan pundit di Barat yang sering menyulut sentimen keagamaan dan berefek pada kebencian terhadap Islam dan kaum muslimin.
Dalam sebuah buku berjudul “The Rage and The Pride“ yang ditulis oleh Ariana Fallaci, salah seorang penulis muda di Amerika – yang dengan lantang dan jelas mengingatkan bahwa saat ini masyarakat muslim tengah melakukan reversi (baca: pengulangan) kemenangan perang salib terhadap Barat dengan tujuan inti menaklukkan Barat (Conquest of the west). Penyerangan terhadap WTC dan Pentagon menurut dia adalah seperti Pearl harbor dari permulaan perang salib tersebut. Serangan tersebut adalah perang atas nama agama, sebuah perang yang dia sebut ke dalam terminasi Jihad dijalan Allah, selanjutnya Arriana menambahkan kita harus mempertahankan dignitas kita dan memerangi mereka kalau tidak Jihad nanti akan mengalahkan kita, Jihad akan menguburkan kultur kita, seni kita, identitas kita, ilmu pengetahuan kita dan juga kesenangan kita. Eropa nanti bukanlah Eropa lagi tetapi ia adalah bagian dari propinsi Islam dan Amerika suatu saat nanti bukanlah Amerika lagi tetapi akan menjadi kepulauan Islam dan di bawah kekuasaan muslim. Mereka akan membentuk sebuah pemerintahan yang dipenuhi dengan Imam-imam, Masjid, dan juga para mullah serta bermasyarakatkan 16 miliun imigran muslim dan diitari oleh teroris-teroris Islam yang tidak bisa diidentifikasi oleh pemerintahnya.[8]
Sehingga patutlah direnungkan kembali sejauh mana Barat dalam hal ini khususnya Amerika menyikapi sejarah masa lalu tentang peristiwa pahit yang telah dialami dalam perang salib. Apa yang dikatakan Bill Clinton ketika dia masih menjabat sebagai presiden Amerika, bahwa Barat sebenarnya tidak mempunyai masalah sama sekali dengan Islam, kalaupun saat ini terlihat ada masalah itu bukanlah sama Islam, melainkan pada pergerakan fundamentalisme Islam,[9] tetapi kenyataannya sangatlah tidak relevan kalau tidak bisa dikatakan sangat kontradiktif dengan realitas yang ada, karena selama ini Barat selalu berusaha menghembuskan permusuhan terhadap Islam dengan politik keberpihakannya terhadap masyarakat Israel yang jelas-jelas sangat melukai umat Islam.
Selama 14 kurun interaksi Barat (baca ; Kristen Katolik atau Ortodok) dan Islam sangatlah tidak ideal karena satu sama lain merasa asing dalam interaksi tersebut. Benturan antara demokrasi liberal dengan Markisme-Leninisme dalam abad 20–an tidaklah separah dan sepanjang perseteruan dan benturan yang mendalam antara Islam dan Kristen.[10] Sehingga wajar kalau opini publik dunia sesudah 11/9 membayangkan bahwa inilah yang disebut sebagai perang salib modern antara Islam dan Barat seperti juga dituliskan oleh Ariana Fallaci, akibatnya, keharmonisan hubungan yang selama ini dijalankan oleh Islam dan Barat ternyata hanya harmonitas kamoflase dan artifisial, di dalamnya masing-masing kubu masih saling mengawasi, mencurigai dan membenci.
Bahkan lebih dari itu Barat (baca: Amerika ) dengan politik double standar-nya telah jelas-jelas melukai hati masyarakat muslim dunia dengan ambisi hegemonitas dan pengontrolan kekuatan dunia Islam, Barat memang tengah bermain fantasi didunia modern dengan pengalaman pahit perang salib. Hal tersebuk makin transparan manakala George Walker Bush dengan bahasa yang sarat dengan emosi dan dendam menggunakan kata Crusade untuk menyebut peperangan yang akan dilakukan oleh Amerika dalam memerangi terorisme.
[8] Sierra times Edisi agustus 2003, untuk lebih jelasnya tentang isu reversi perang salib ini lihat buku Ariana Fallacy dalam karyanya The Rage and The Pride. Terbitan New York Press – 2003
[9] Huntington Sameul Prof Dr. dalam The Clash Of Civilizations And The Remaking Of World Order, edisi terjemahan bahasa Arab cetakan maktabah Syutur hal 338 – edisi kedua tahun 1993
[10] John L. Esposito , The Islamic Threat : Myth or reality (New York : Oxford University Press, tahun 1992) , edisi pertama. hal 46
----------------------------------
Pcim Mesir menerima zakat, infaq, sadaqah. Uang ini akan dipergunakan untuk kepentingan dakwah Pcim Mesir dan dapat disalurkan ke:
No rek. 3660009009 a/n PCIM Mesir, Bank Syariah Mandiri, Jl. Gedong Kuning Selatan, No. 5, Yogyakarta.
Konfirmasi via facebook : https://www.facebook.com/pcim.mesir
Dan semoga amal ini bisa menjadikan kita menerima buku amalan perbuatan dengan tangan kanan diakhirat kelak. Alamat Pcim Mesir: Building 113/2, 10th district, Nasr city, Cairo, Egypt.
Post A Comment
Tidak ada komentar :