Peran dan Fungsi Ibu Sebagai Pendidik
Membicarakan peran dan fungsi wanita sebagai pendidik sebenarnya tidak bisa dilepaskan membicarakannya sebagai ibu. Di samping itu, tugas mendidik anak juga bukan tanggung jawab yang hanya dipikulkan kepada ibu, tapi juga bapak. Dalam hadits disebutkan:
كل مولود يولد على على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أويمجسانه (رواه البخارى
“Setiap anak dilahirkan berdasarkan fitrah. Lalu kedua orang tuanyalah yang membuatnya memeluk agama Yahudi, Nasrani atau Majusi” (HR. Al-Bukhârî)
Namun ketika kita melihat porsi interaksi dengan anak, maka mau tidak mau wanita (ibu) terposisikan sebagai orang yang lebih dominan dalam berperan sebagai pendidik. Jika demikian, maka ibu adalah pros kehidupan rumah tangga yang merupakan partikel kecil dari sebuah masyarakat atau negara, terlepas apakah ia hanya berperan sebagai ibu rumah tangga ataupun punya aktivitas di luar rumah.
Tanggung jawab ini sebenarnya bukanlah tanggung jawab yang mudah, melainkan tanggung jawab beraaat yang akan dipertanggungjawabkan, mengingat proses pendidikan adalah proses yang melalahkan. Bahkan seringkali harus ada orang kedua yang membantu ataupun melanjutkannya.
Meskipun mendidik bersifat temporal, namun berkesinambungan, membutuhkan profesionalitas (itqân), kondisi kejiwaan yang stabil (al-istiqrâr al-nafsî) serta membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai. Tak urung, anak seeringkali menjadi korban salah didik, atau dengan bahsa lain, korban kurang perhatian pendidik (orangtua). Maka daaari itu al-Qur'an memperingatkan:
وَلَتُسْأَلُنَّ عَمَّا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Nahl:93)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neeraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” ( QS. Al-Tahrîm:6)
Dalam buku Tarbiyat al-Awlâd, Abdullah Nashih Ulwan menyebutkan bahwa ada tujuh peran pembinaan (mas'ûliyyat al-tarbiyah) yang harus dilakoni oleh pendidik dalam penerapan pendidikan terhadap anak:
1. Peran pendidikan keimanan (Mas'uliyyat al-tarbiyah al-îmâniyyah);
2. Peran pendidikan akhlak (Mas'uliyyat al-tarbiyah al-khulûqiyyah);
3. Peran pendidikan jasmani (Mas'uliyyat al-tarbiyah al-jismiyyah);
4. Peran pendidikan intelektual (Mas'uliyyat al-tarbiyah al-'aqliyyah);
5. Peran pendidikan psikologis dan kepribadian (Mas'uliyyat al-tarbiyah al-nafsiyyah);
6. Peran pendidikan bersosial dan bermasyarakat (Mas'uliyyat al-tarbiyah al-ijtimâ'iyyah);
7. Peran pendidikan seksual (Mas'uliyyat al-tarbiyah al-jinsiyyah).
Di antara ketujuh peranan di atas, minimal ada tiga sektor pendidikan yang melibatkan ibu sebagai actor utama sebagai pendidik: (1) Pendidikan keimanan, termasuk di dalamnya pendidikan beribadah; (2) pendidikan akhlak; (3) pendidikan kepribadian dan kejiwaan
----------------------------------
Pcim Mesir menerima zakat, infaq, sadaqah. Uang ini akan dipergunakan untuk kepentingan dakwah Pcim Mesir dan dapat disalurkan ke:
No rek. 3660009009 a/n PCIM Mesir, Bank Syariah Mandiri, Jl. Gedong Kuning Selatan, No. 5, Yogyakarta.
Konfirmasi via facebook : https://www.facebook.com/pcim.mesir
Dan semoga amal ini bisa menjadikan kita menerima buku amalan perbuatan dengan tangan kanan diakhirat kelak. Alamat Pcim Mesir: Building 113/2, 10th district, Nasr city, Cairo, Egypt.
Post A Comment
Tidak ada komentar :