PCIM News

[Kabar PCIM][list]

Kabar Persyarikatan

[Muhammadiyah][twocolumns]

Tahkiq Turats; Menelisik Akar Sejarah Identitas Peradaban Islam Part II (Habis)


Sinar: apakah Ma’had MakhtĂ»that ‘Arabiyah juga mengadakan kelas kelas untuk program pendidikan?

Dr: Lembaga ini hanya untuk penelitian saja, tidak menyediakan kelas. Tapi selama enam tahun ini, kami sudah mengadakan program pendidikan untuk pasca sarjana dalam bidang tahkik. Yang dilengkapi dengan metode dan diktat kuliah. Hanya saja kita belum bisa mengeluarkan ijazah. Oleh karena itulah kita masih bekerjasama dengan Lembaga Dirasah Arabiyah. Dan alhamdulillah kita sudah memiliki kelas-kelas. Baik itu yang baru selesai diploma, atau yang sudah selesai S2, bahkan ada yang sudah terdaftar S3.

Memang benar ada sebagian universitas yang membuka kelas untuk tahkik. Tapi hal tersebut hanya sebatas perantara untuk mengetahui materi tema yang kan di pelajari. Dan terkadang tanpa memperhatikan syarat-syarat dan metode tahkik yang benar.

Yang istimewa dari lembaga ini adalah kami meneliti sebuah manuskrip secara menyuluruh, bukan sabatas materinya saja. Karena manuskrip itu sendiri terdiri dari beberapa komponen. Seperti, kertas, tulisan dan lain-lain. Yang mana semua itu harus menjadi bahan penelitian. Para peneliti manuskrip Barat pun melakukan hal yang serupa dalam penelitian mereka. Sangat disayangkan metode semacam ini tidak dimiliki oleh beberapa universitas Islam. Oleh karena itulah kami datang, mencoba untuk memberikan solusi.

Sinar: Bagaimana anda melihat perkembangan tahkik turots ilmiyah saat ini?

Dr: Itu merupakan salah satu hambatan dalam peninggalan literatur ilmiyah. Bahkan peninggalan Arabpun sudah menjadi korban ketidakpedulian kita. Karena banyak sekali manuskrip arab yang menghilang, sehingga menghambat perkembangan beberapa cabang ilmu, baik itu ilmu materi atau terapan. Begitu juga halnya dengan peninggalan ilmiyah, kita tidak bisa memastikan jumlah manuskrip yang sebenarnya. Mungkin hanya lima atau sepuluh pesen yang sudah terlacak.

Yang termasuk hambatan dalam penelitian peninggalan ilmu eksak adalah kebanyakan dari peneliti tersebut bukan ahli dalam materi yang akan digeluti. Oleh karena itulah kita harus mencari solusinya secepat mugkin. Seperti memberikan pelatihan kepada orang-orang yang berkompeten dalam ilmu kimia, fisika, kedokteran. Dan memperkenalkan kepada mereka istilah-istilah kontemporer sesuai dengan bidangnya. Sehingga menjadi penyambung antara istilah klasik dengan istilah kontemporer.

Sinar: Apakah kita harus waspada mengenai tahkik turats yang dilakukan oleh para ilmuwan barat terhadap literatur Islam?

Dr: Kita tidak boleh berkata sperti itu. Karena dunia sendri telah berubah menjadi sebuah daerah yang sempit. Dimana semua ilmu itu harus bisa dinikmati oleh semua manusia. Jadi kita tidak boleh mempermasalahkan apa yang telah Barat kerjakan terhadap peninggalan kita. Karena Barat sendiri adalah pioner dalam bidang ini, bahkan mereka sendiri telah berhasil mengumpulkan manuskrip-manuskrip arab yang berkaitan dengan ilmu eksak. Seperti yang ada di Prancis saat ini.

Jadi kita tidak boleh bersikap antiapti terhadap apa yang telah dihasilkan Barat dan para orientalis. Karena itu semua tergantung terhadap kuat atau lemahnya kita dalam mengusai kekayaan Islam itu. Hanya orang inferior lah yang bersikap seperti itu. Karena bagi orang yang telah mendalami hal ini, tentu akan lebih paham dalam menyikapi permasalahan seperti ini.

Sinar: apakah orientalis juga mempunyai peran dalam perkembangan penilitian literatur Ilsam?

Dr:  Tidak diragukan lagi para orientalis memiliki pengaruh yang luar biasa dalam perkembangan penelitian peninggalan Arab. Tapi yang harus digarisbawahi adalah Barat berusaha menghilangkan hal-hal yang bernuansa islami dalam penelitian mereka.

Alhamdulillah bangsa Arab sejak abad lalu telah memulai penelitian seperti yang telah dilakukan Barat. Dan sedikit lebih maju dari mereka. Kita telah memiliki beberapa pakar dalam bidang ini, seperti Mahmud Syakir, Ahmad Syakir, Abdussalam Harun, dan lain-lain.

Sinar: Siapa muhakkik yang paling berkompeten saat ini?

Dr: Sangat disayangkan, saat ini sudah tidak ada lagi orang yang berkompeten dalam bidang ini. Kebanyakan manusia sudah disibukkan dengan hal yang bersifat duniawi dan materi. Oleh karena itulah saya pikir kita tidak bisa menahbiskan seseorang dalam bidang ini. Pada dasarnya banyak sekali para pentahkik saat ini, tapi hanya setengah-setengah. Tentunya saat ini, kita tidak bisa memilki kembali apa yang sudah dimiliki para pendahulu dalam bidang tahkik. Sehingga saat ini kita belum mempunyai muhakkik yang bisa dikatakan kompeten dan pakar.

Sinar: Disiplin ilmu apa yang paling banyak ditahkik?

Dr: Yang saya lihat, penelitian terhadap ilmu-ilmu syariat yang bersangkutan dengan agama tengah menggeliat. Itu disebabkan oleh kemunduran peradaban saat ini, dan adanya gerakan untuk kembali pada agama. Tentunya diperlukan penelitian yang komprehensip guna mewujudkan peradaban islam saat ini.

Sinar: Ada berapa macam metode tahkik turots dan bagaimana metode yang ideal dalam mentahkik turats?

Dr: Metode tahkik sangat beragam. Para orientalis misalnya, mereka tidak mengunakan footnote dalam penelitian mereka. Mareka lebih condong mengemukakan perbedaannya saja. Ada juga metode yang lebih condong dalam footnote.Tanpa menghiraukan salah atau benar. Ada juga metode yang standar.

Tapi yang benar adalah meneliti turats harus sesuai dengan apa yang dinginkan penulis buku itu sendiri. Dengan memberikan beberapa tanggapan terhadap kandungan buku itu. Misalnya, memeriksa kembali ayat, hadits, atsar, syair yang ditemukan dalam buku tersebut, supaya lebih valid. Tentunya dalam hal ini, kita tidak boleh berlebihan atau sebaliknya. Sehingga apa yang kita lakukan tidak bertentangan dengan permasalahan yang dihadapi saat ini.

Sinar: Apakah ada metode khusus dalam tahkik turats, atau apakah setiap orang memiliki metode tersendiri

Dr: Oleh karena itulah setiap orang memiliki metode tersendiri . Termasuk kami di lembaga ini. Dan kami yakin bahwa dalam dunia tahkik, mengandalkan pengalaman saja tidak  cukup. Tapi diperlukan pengetahun yang mumpuni. Dan itu bisa disiasati dengan melakukan talaqi terhadap para ulama. Disamping kegiatan tahkik sendri harus menjadi sebuah prioritas. Karena buku-buku ulama terdahulu memiliki keistimewaan tersendiri.

Sinar: Mungkinkah kita bisa bekerjasama dengan lembaga yang anda pimpin?

Dr: Lembaga ini terbuka bagi siapapun. Baik Arab atau non Arab. Tapi tentu saja harus ada aturan mainnya. Seperti administrasi dan masalah biaya. Kerjasama itu bisa secara langsung atau dalam bentuk lainnya. Seperti, manuskrip arab yang memiliki kaitan dengan manuskrip yang ada di negeri lain, macam Indonesia. Itu semua termasuk prioritas lembaga ini.

 (Habis)
----------------------------------
Pcim Mesir menerima zakat, infaq, sadaqah. Uang ini akan dipergunakan untuk kepentingan dakwah Pcim Mesir dan dapat disalurkan ke:
No rek. 3660009009 a/n PCIM Mesir, Bank Syariah Mandiri, Jl. Gedong Kuning Selatan, No. 5, Yogyakarta.
Konfirmasi via facebook : https://www.facebook.com/pcim.mesir
Dan semoga amal ini bisa menjadikan kita menerima buku amalan perbuatan dengan tangan kanan diakhirat kelak. Alamat Pcim Mesir: Building 113/2, 10th district, Nasr city, Cairo, Egypt.
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

Tidak ada komentar :


Majelis dan Lembaga

[Seluruh Artikel][grids]

Kajian MCIS

[Kajian Utama][bsummary]

Majalah Sinar Mesir

[Seluruh Artikel][threecolumns]

Shaffatul 'Aisyiyah

[Shaffatul 'Aisyiyah][list]