PCIM News

[Kabar PCIM][list]

Kabar Persyarikatan

[Muhammadiyah][twocolumns]

Peradaban Yunani


Seperti disebut diatas, pengamatan fenomena jagad raya telah dilakukan sejak dahulu kala oleh orang-orang peradaban Babilonia, Cina, Mesir kuno, dll. Namun astronomi (falak) sebagai ilmu pengetahuan baru berkembang pada peradaban Yunani pada abad ke-6 SM. Adalah Thales diduga sebagai yang memelopori ilmu astronomi klasik di Yunani. Ia berpendapat bahwa Bumi merupakan sebuah dataran yang luas. Di waktu yang sama, Phytagoras melontarkan pendapat yang berbeda dengan Thales, menurut Phytagoras, bentuk bumi adalah bulat, meski belum didukung banyak bukti.
Terobosan Astronomi lainnya dilakukan oleh Aristarchus (w.± 250 SM) di abad 3 SM. Ia berpendapat, Bumi bukan pusat alam semesta. Ia mengungkap bahwa bumi berputar dan beredar mengelilingi matahari (Heliosentris). Walaupun teori tersebut akhirnya terbukti benar, tapi saat itu tidak banyak yang mendukungnya. Justeru yang didukung adalah teori yang dilontarkan oleh Hiparchus (± tahun 190–125 SM). Ia menyatakan bahwa Bumi itu diam, dan Matahari, Bulan, serta planet-planet lain mengelilingi bumi (Geosentris). Sistem Geosentris ini disempurnakan sekaligus populerkan lagi oleh Cladius Ptolemaus (w.±160 M) dan lebih dikenal sebagai Sistem Ptolemaus yang terekam dalam maha karyanya ‘Almagest’ yang menjadi buku pedoman astronomi hingga berabad-abad.[1]
Sekitar tiga belas abad kemudian, sistem Geosentris runtuh oleh Nicholas Copernicus (w.1543 M) tahun 1512. Ia menuturkan, planet dan bintang bergerak mengelilingi Matahari dengan orbit lingkaran (da'irî). Johanes Kepler (w.1630 M) mendukung gagasan itu di tahun 1609 melalui teorinya bahwa Matahari adalah pusat tata surya, Kepler juga memperbaiki orbit planet menjadi bentuk elips yang dikenal dengan tiga hukum Kepler-nya.[2] Di tahun yang sama, Galileo Galilei (w.1642 M) menciptakan Teleskop monumental  di dunia. Dari pengamatannya, ia berkesimpulan bahwa bumi bukan pusat gerak. Penemuan Teleskop tersebut, selain memperkuat konsep Heliosentris Copernicus, juga membuka lembaran baru dalam perkembangan ilmu Astronomi.


[1] أ.فايجرت - ﻫ.تسمرمان , Al Mawsû'ah al Falakiyyah, Terjemah: Prof.Dr.Abdul Qawy 'Iyad, Editor: Prof.Dr.Muhammad Jamaluddin al Afandy (Maktabah al Usrah-Kairo, dalam Mahrajân al Qirâ'ah li[l] Jamî', 2002), h. 290
[2] Ibid, h. 293
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

Tidak ada komentar :


Majelis dan Lembaga

[Seluruh Artikel][grids]

Kajian MCIS

[Kajian Utama][bsummary]

Majalah Sinar Mesir

[Seluruh Artikel][threecolumns]

Shaffatul 'Aisyiyah

[Shaffatul 'Aisyiyah][list]