Falak & Peradaban India Serta Persia
Dua peradaban (bangsa) ini adalah peradaban yang punya kedudukan istimewa.
Dari dua peradaban inilah -secara langsung- muncul dan lahirnya peradaban falak
Arab (Islam), disamping peradaban Yunani kuno. Peradaban India adalah yang
terkuat dalam pengaruhnya terhadap Islam (Arab) dibanding Persia. Bangsa India
kuno, yang telah memulai peradabannya sejak 3000 tahun SM di lembah sungai
Indus di Mahenjo-Daro atau Harappa punya gambaran mitos menarik tentang jagad
raya, mereka percaya bumi ini datar bersangga diatas punggung beberapa ekor
gajah raksasa; gajah-gajah itu berdiri diatas punggung seekor kura-kura maha
besar. Langit tidak lain adalah seekor ular kobra raksasa yang badannya
melingkari bumi, pada malam hari sisik-sisik ular itu mengkilat berkilauan
sebagai bintang-bintang.
Buku Sind Hind (سند هند) punya pengaruh besar dalam perkembangan peradaban falak Arab
(Islam), dengan puncaknya pada Dinasti Abbasiyah masa pemerintahan Al Manshur,
diturunkan SK (baca: perintah) untuk meringkas dan menerjemah buku ini kedalam
bahasa Arab. Ibrahim al Fazzari adalah orang yang menerima perintah untuk
menerjemahkan buku ini, sekaligus juga ia melahirkan buku penjelas "As
Sind Hind al Kabir", dan buku ini terus dikembangkan dan bertahan
hingga masa Al Makmun Dinasti Umawiyah.[1] Perkembangan berikutnya, muncul karya-karya falak Arab
nan banyak lagi beragam dimasa Dinasti Abbasiyah dan Umawiyah, namun kesemuanya
senantiasa bernuansa gaya falak ala-Sind Hind (India) tersebut.
Peradaban Persia, adalah peradaban berikutnya yang memberi pengaruh
signifikan dalam pengaruhnya dalam Islam, peradaban ini juga mengambil dan
belajar dari peradaban India disamping peradaban lainnya. Namun demikian,
pengaruh peradaban Persia tetaplah signifikan, terbukti di pemerintahan
Abbasiyah masa Al Manshur ia pernah mengumpulkan pembesar-pembesar ahli
perbintangan Persia untuk berdiskusi seperti Nubekht al Farisy (w.326 H), Umar
bin al Farkhan (w.± 200 H), Ibrahim al Fazzary (w.± 180 H), dll.
Diantara terminologi falak Persia yang terus dipakai dalam Islam hingga
saat ini antara lain zayj (zig), awj (Aphelion), dll. Sementara
buku-buku falak berbahasa Persia yang banyak mendapat perhatian Arab Islam
antara lain Zayj as-Syah’ (Zij Syah) atau ‘Zij Syahryaran’ yang
merupakan ephemiris (Zig) yang cukup masyhur ketika itu. Berikutnya Al
Khawarizmi (w.232 H) juga membuat ephemiris-nya, “Ta'adîl al Kawâkib”
dalam corak mazhab Persia. Buku-buku falak Persia yang dinukil kedalam bahasa
Arab antara lain buku " البزيذج فى المواليد " yang dinisbahkan pada بزرجمهر , dan "Shuwar al Wujuh" karya تنكلوس .[2]
Post A Comment
Tidak ada komentar :