PCIM News

[Kabar PCIM][list]

Kabar Persyarikatan

[Muhammadiyah][twocolumns]

Malu Kepada Diri Sendiri

Malu Kepada Diri Sendiri
Malu terhadap diri sendiri adalah malu ketika kita dihadapkan dengan hal-hal pribadi dan bersifat tersembunyi. Seperti malu melakukan perbuatan maksiat di tempat umum, malu pada diri sendiri  ketika memberi sesuatu kepada orang lain tidak sesuai kadar kemampuan, malu ketika menyimpang dari berbuat baik dan lain sebagainya. Diibaratkan orang yang malu terhadap dirinya sendiri adalah bagaikan malaikat dan iblis yang saling membisikkan antara satu dengan yang lainnya. Karena apabila dia mampu mengalahkan iblis berarti dia malu terhadap dirinya sendiri dan malu terhadap malaikat, karena diri sendiri dan malaikat berhubungan langsung dengan Allah bukan dengan manusia (tertutup), sedangkan ketika dia kalah dan jatuh pada perbuatan maksiat, maka hilanglah rasa malunya terhadap diri sendiri, malaikat begitu juga Allah.
Dikisahkan dalam hadis riwayat Bukhari, bahwa Nabi Musa As. adalah seseorang yang  pemalu. Hal ini terlihat pada kisah tsaubî al-Hijr berikut ini.  Zaman dahulu kebiasaan mandi di sungai adalah suatu hal yang lumrah- walaupun sekarang juga masih dapat kita temukan di desa-desa atau daerah pedalaman- begitu juga yang dilakukan umat Nabi Musa As. (baca : Bani Israil), pada suatu hari ketika mereka mandi bersama-sama di sungai,  Nabi Musa As.  memilih tempat yang tersembunyi dan jauh dari kaumnya, karena malu auratnya terlihat (walaupun sesama laki-laki). Tindakan Nabi Musa As. seperti ini menjadi bahan omongan kaumnya,  sampai-sampai mereka mengatakan bahwa tubuh Nabi Musa As. pasti terdapat penyakit kusta ataupun penyakit kulit yang berbahaya. Pada satu hari  Nabi Musa As. mandi di tempat tersembunyi dengan melepaskan pakaiannya. Beliau meletakkan pakaiannya di atas batu, bisa jadi ini adalah kehendak Allah untuk membuktikan bahwa Nabi Allah adalah makhluk yang sempurna dari segi akhlak dan rupa. Bani Israil memang umat pembangkang, Nabi mereka pun diperolok-olokan. Karena ingin membuktikan penyakit kusta yang ada di tubuh Nabi Musa As. akhirnya mereka menyimpan pakaian Nabi Musa As. di tempat lain. Setelah selesai mandi dan ingin mengenakan pakaiannya, Nabi Musa As. sangat terkejut karena baju yang diletakkannya di atas batu hilang. Ketika berdiri, seluruh umatnya melihat tubuh Nabi Musa As. yang mulus, tidak ditemukannya cacat ataupun penyakit kulit yang menjijikkan. Kulit Nabi Musa As. bersih dari kotoran dan penyakit. Karena sangat malu akhirnya Nabi Musa As. berbicara pada batu:" Hai batu, berikanlah pakaianku!" singkat cerita Nabi Musa As. mendekati batu dan memukulnya beberapa kali untuk mendapatkan mukjizat dari Allah, dan akhirnya batu tersebut membawa baju Nabi Musa As. tersebut.[1]


[1] ibid.., vol. I,  hadis ke-278, hal. 457, Lihat juga an-Naway, op.cit., vol.II,   hadis ke-339, hal. 227-228
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

Tidak ada komentar :


Majelis dan Lembaga

[Seluruh Artikel][grids]

Kajian MCIS

[Kajian Utama][bsummary]

Majalah Sinar Mesir

[Seluruh Artikel][threecolumns]

Shaffatul 'Aisyiyah

[Shaffatul 'Aisyiyah][list]