PCIM News

[Kabar PCIM][list]

Kabar Persyarikatan

[Muhammadiyah][twocolumns]

Ilmu dan Ulama; Cara Ulama Salaf Menuntut Ilmu (4-Habis)

6)      Waktu yang panjang
Beberapa cerita mengenai juhud ulama yang telah disampaikan di atas menunjukkan bahwa para ulama sangat mengerti; seseorang yang menuntut ilmu itu tidak bisa hanya dengan proses sehari dua hari lalu abrakadabra dan jadilah ulama atau mujtahid. Bahkan untuk mempelajari satu jilid dari kitab al-Mughni karangan Ibnu Qudamah saja, syekh Ali Jum’ah membutuhkan waktu lebih dari 40 tahun! Hal ini juga menjadi anjuran agar tidak terburu-buru dalam menuntut ilmu, karena terburu-buru dalam menuntut ilmu hanya akan mengantarkan kita pada setan dan kebodohan.

Sebagai sindirian bagi mereka yang menganggap dirinya ulama padahal sejatinya termasuk juhalâ (orang-orang bodoh) disebabkan karena kilatnya dalam menuntut ilmu, Syekh Muhammad Ghazali dalam kitabnya al-Sunnah al-Nabawiyah Baina Ahlu Fiqh wa Ahlul Hadits pernah mengatakan “Saya mempunyai tujuan (cita-cita) untuk memurnikan sunnah nabawiyah dari hal-hal yang mencampurinya, juga menjaga keilmuan islam dari orang-orang yang menuntut ilmu pada hari sabtu, kemudian mengajarkannya pada hari ahad, lalu mengambil gelar professor pada hari senin, dan pada hari selasa mereka berdebat dengan para Imam besar seraya berkata: “nahnu rijal wa hum rijal” (kita ulama dan mereka juga ulama).”

Begitulah kiranya bagaimana para ulama terdahulu berusaha keras dalam menuntut ilmu dan tidak hanya menjadikannya sebagai pekerjaan sambilan. Orang yang berilmu adalah kunci kemajuan semua peradaban, begitu juga peradaban Islam, pun kemunduranya. Sebab lain adalah banyaknya para jahil yang kemudian mengaku sebagai pemimpin dan ulama. Mereka yang jahil ini kemudian berbuat kezaliman atau fatwa sembarangan secara sadar ataupun tidak, dan dengan lantang mengatasnamakan diri mereka Islam yang haq, Islam yang sebenarnya. Mereka telah sesat juga menyesatkan.


Hal ini sesuai sabda Nabi 1500 tahun silam yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin Ash: “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dari hambanya dengan cara sekali cabut, akan tetapi dengan memwafatkan para ulama. Sehingga ketika tidak ada lagi seorang alim, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin. lalu mereka ditanya, kemudian mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu. Maka mereka sesat lagi menyesatkan.” (HR Bukhari dan Muslim). []
Sang guru; Syekh Usamah Sayyid Azhari

Penulis: Alda K Yudha. Wakil Ketua Pcim Mesir
----------------------------------
Pcim Mesir menerima zakat, infaq, sadaqah. Uang ini akan dipergunakan untuk kepentingan dakwah Pcim Mesir dan dapat disalurkan ke:
No rek. 3660009009 a/n PCIM Mesir, Bank Syariah Mandiri, Jl. Gedong Kuning Selatan, No. 5, Yogyakarta.
Konfirmasi via facebook : https://www.facebook.com/pcim.mesir
Dan semoga amal ini bisa menjadikan kita menerima buku amalan perbuatan dengan tangan kanan diakhirat kelak. Alamat Pcim Mesir: Building 113/2, 10th district, Nasr city, Cairo, Egypt.
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

Tidak ada komentar :


Majelis dan Lembaga

[Seluruh Artikel][grids]

Kajian MCIS

[Kajian Utama][bsummary]

Majalah Sinar Mesir

[Seluruh Artikel][threecolumns]

Shaffatul 'Aisyiyah

[Shaffatul 'Aisyiyah][list]