Bedah Buku: Studi Perbandingan Antara Muhammadiyah dan Gerakan Aligarh India
Colonial Experience and Muslim Educational Reforms;
The Comparison of The Aligarh and The
Muhammadiyah Movement
Penulis: Muna Ni'amy
Judul
Tesis : Pengalaman
Terjajah dan Reformasi Pendidikan Umat Islam; Studi Komparasi Aligarh dan Muhammadiyah
Pengarang : Ruswan
Jumlah Halaman : ix + 147 halaman
Tahun Terbit : 1997
Indonesia dan India termasuk ke dalam daftar negara dengan
populasi Muslim terbesar di dunia. Selain itu, kedua negara tersebut juga
pernah menjadi negara korban jajahan bangsa Eropa. Indonesia dijajah oleh
Belanda, sedangkan India
dijajah Inggris. Berdasarkan kedua persamaan inilah, Ruswan berusaha
membandingkan antara dua gerakan pembaharuan Islam di kedua negara tersebut, India dengan Aligarhnya dan Indonesia dengan
Muhammadiyahnya.
Aligarh merupakan sebuah gerakan Islam
pembaharu di India yang terfokus pada pengembangan pendidikan, sosial, dan
ekonomi masyarakat. Cikal bakal gerakan ini muncul dari perguruan tinggi yang
didirikan oleh Sayyid Ahmad Khan dengan nama Mohammadan Anglo-Oriental College
(MAOC), ia kemudian dikenal dengan nama Aligarh College.
Dari perguruan tinggi inilah lahir para intelektual Muslim India yang
berkompeten di berbagai bidang. Dengan adanya gerakan Aligarh, selanjutnya bermunculan ide-ide pembaharuan dari banyak tokoh di India,
seperti Amir Ali, Muhammad Iqbal, Maulana Abdul Kalam Azzad, dan lain
sebagainya. Ciri pokok gerakan ini diantaranya adalah sebagai berikut:
- Mengadopsi
berbagai macam sistem dan peradaban bangsa Eropa.
- Berkonsentrasi pada perbaikan sistem sosial umat Islam.
- Mengubah corak pendidikan umat Islam dari tradisional menjadi modern.
- Berkonsentrasi pada perbaikan sistem sosial umat Islam.
- Mengubah corak pendidikan umat Islam dari tradisional menjadi modern.
Keduanya serupa, tapi tentu saja tidak sama. Ruswan
membandingkan keduanya dari tiga aspek utama:
-
Pertama, filosofi
pendidikan Ahmad Khan (sebagai pendiri Aligarh) dengan filosofi pendidikan
Ahmad Dahlan (sebagai pendiri Muhammadiyah).
-
Kedua, sistem pendidikan yang diterapkan di MAOC (Mohammadan
Anglo Oriental Collegeyang kemudian berganti nama menjadi Aligarh Muslim University) dengan sistem pendidikan di sekolah-sekolah
Muhammadiyah.
-
Ketiga, pengaruh dari pembaharuan sistem pendidikan
bagi umat Muslim di kedua negara tersebut.
Penjajahan yang terjadi di kedua negara tersebut
menjadi faktor menurunnya tingkat sosial dan ekonomi masyarakat. Hal inilah
yang menggerakkan Ahmad Khan dan Ahmad Dahlan di negaranya masing-masing untuk melakukan suatu pembaharuan, baik
dalam sistem pendidikan maupun peningkatan taraf sosial dan ekonomi.
Kesamaan persepsi ini jugalah yang
menjadikan keduanya layak untuk disejajarkan, dan kemudian dikomparasikan. Kedua
penggagas ini berpedapat bahwa pendidikan adalah salah satu cara paling penting
untuk menuntaskan permasalahan kaum muslim saat itu. Misi yang dibangun
keduanya pun sama, yaitu membentuk suatu sistem pendidikan yang baru bagi kaum
muslim dan mencetak generasi yang cakap, serta
memiliki kemampuan untuk menghadapi tuntutan perubahan zaman. Di antara perubahan tersebut adalah perubahan
kondisi sosial-politik, yangbisa jadi bertentangan dengan keyakinan yang mereka miliki.
Misi tersebut didasari atas
keprihatinan mereka terhadap sistem pendidikan yang masih tradisional kala itu.
Mereka ingin mengubah cara pandang kaum muslim yang konservatif, yaitu
anggapan bahwa agama Islam hanya sebagai suatu bentuk penjagaan moral dan
spiritual yang berasal dari Allah Swt. dan disampaikan kepada nabi Muhammad
Saw., yang kemudian dilanjutkan dari satu generasi kepada generasi berikutnya.
Padahal tentu saja agama Islam tidak sesempit itu. Umat Islam kala itu tidak
menyadari bahwa banyak hal baik dari tradisi
bangsa lain yang dapat diadopsi, dengan
tujuan meningkatkan taraf hidup umat Islam dalam bidang ekonomi maupun sosial. Dan Islam
bukanlah sekedar sebuah produk dialektika
sejarah.
Pada akhirnya, pemikiran Ahmad Khan
dan Ahmad Dahlan pun terealisasi dalam bentuk yang serupa. Keduanya sama-sama
berkiprah dalam mendirikan institusi pendidikan yang nantinya cukup banyak mencetak tokoh-tokoh mumpuni dalam berbagai bidang.
Meskipun institusi tersebut tidak mampu memenuhi aspirasi seluruh umat Islam, akan tetapi usaha mereka bisa
dikatakan sukses membuat umat Islam di Indonesia dan India sadar akan kebutuhan
terhadap pendidikan. Tentu saja hal ini berperan banyak dalam pemberdayaan umat
Islam di negara-negara terjajah.
Ruswan menyajikan pembahasan ini
secara runut, jelas, dan utuh. Dimulai dengan pembahasan mengenai tradisi Islam
sebelum datangnya ideologi pembaharuan. Kemudian dilanjutkan dengan sedikit
biografi mengenai pendiri kedua gerakan pembaharuan tersebut. Lebih dari itu,
Ruswan memaparkan dengan jelas mengenai pengaruh kedua pergerakan tersebut, baik
di India maupun Indonesia. Di bagian
terakhir, Ruswan menjelaskan perbandingan dari keduanya secara lebih
terperinci.
Hanya saja, tesis ini lebih banyak
merujuk kepada referensi-referensi
tambahan, bukan referensi
utama. Hal ini disebabkan oleh minimnya referensi yang diperoleh penulis
tentang Aligarh dalam bahasa lain di luar bahasa Urdu. Untungnya, beberapa
referensi-referensi penting seperti Hayat-i-Javeds dan beberapa
perkataan serta tulisan Ahmad Khan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
Demikian halnya dengan Muhammadiyah, hanya terdapat sedikit referensi penting
mengingat kenyataan bahwa Ahmad Dahlan bukanlah seorang penulis, dan sebagian
besar ajaran beliau disampaikan melalui ceramah-ceramah. []
----------------------------------
Pcim Mesir menerima zakat, infaq, sadaqah. Uang ini akan dipergunakan untuk kepentingan dakwah Pcim Mesir dan dapat disalurkan ke:
No rek. 3660009009 a/n PCIM Mesir, Bank Syariah Mandiri, Jl. Gedong Kuning Selatan, No. 5, Yogyakarta.
Konfirmasi via facebook : https://www.facebook.com/pcim.mesir
Dan semoga amal ini bisa menjadikan kita menerima buku amalan perbuatan dengan tangan kanan diakhirat kelak. Alamat Pcim Mesir: Building 113/2, 10th district, Nasr city, Cairo, Egypt.
Post A Comment
Tidak ada komentar :