PCIM News

[Kabar PCIM][list]

Kabar Persyarikatan

[Muhammadiyah][twocolumns]

Krisis Malu di Era-Modern

SIFAT MALU DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Krisis Malu di Era-Modern

Muhammadiyah

Sebuah Studi Teoritis-Aplikatif


VI. Krisis Malu di Era-Modern

Sekarang memang zaman teknologi canggih, apa yang tidak ada di zaman dahulu, di zaman sekarang ada. Seperti: internet, TV, radio, HP, nuklir, dan sebagainya.  Malu yang dimiliki orang zaman dahulu dan orang zaman sekarang pun berbeda. Dulu para wanita malu memperlihatkan auratnya, malu berdekatan dengan laki-laki, tertutup, dan sangat hati-hati menjaga kehormatan dirinya akan tetapi, sekarang zaman sudah berubah derastis. Wanita sekarang berlomba-lomba menggunakan pakaian sesimple mungkin, wanita merasa bangga bila memiliki pasangan di luar nikah, wanita ingin menjadi bintang kejora yang selalu memperlihatkan kecantikan dan keindahan tubuhnya, wanita berjuang mati-matian untuk mengikuti casting film, musik dan lain-lain.

Tahukah kita, ternyata dengan hilangnya rasa malu yang ada pada diri wanita banyak sekali kasus-kasus kejahatan, mulai dari pornografi, porno aksi, pembunuhan, dan adanya tindakan-tindakan kriminal lainnya, bahkan laki-laki lebih menyukai makhluk sejenisnya ketimbang lawan jenis (baca: wanita), lantaran bosan melihat aurat wanita yang telah diumbar kemana-mana.

Bila kita melihat data kementrian pemberdaya perempuan tahun 2006, maka kita akan dapati  Indonesia adalah peringkat ke-7 dalam kategori pengakses situs porno se-dunia, 97 % remaja di Jabodetabek mengakses situs porno. 2 juta kasus aborsi di Indonesia, 750 ribu kasus di luar nikah  (tahun 1999). 39, 65 % (4 dari 10) remaja Jabar, melakukan seks di luar nikah, dan masih banyak lagi kasus pelecehan seksual yang tidak bisa diterima akal sehat. Seperti kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur dengan kakek-kakek, kasus anak dengan ayah dan sebagainya. Dari tahun ke tahun kejahatan di negri kita semakin mengerikan. Sebagai wanita muslimah yang berpendidikan apa yang harus kita lakukan? Apakah kita tinggal diam?!

VII. Solusi Penyakit Krisis Malu



Permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat kita memang sangat pelik. Untuk menciptakan lingkungan yang baik dibutuhkan kerja sama yang baik antara seluruh elemen masyarakat. Mengatasi masalah krisis malu ini bisa kita terapkan dari elemen  terkecil yaitu, keluarga kemudian masyarakat dan negara.



  1. Lingkungan Keluarga



Keluarga adalah lingkungan yang terkecil yang sangat mudah diatur dari pada yang lainnya. Walaupun demikian dari lingkungan yang terkecil ini justru akan membuahkan hasil yang sangat besar dalam lingkungan masyarakat dan negara. Orang tua berperan penting membentuk kepribadian anak. Ayah dan ibu hendaknya bekerja sama memperhatikan perkembangan dan kebutuhan anak. Dalam lingkungan keluarga sebaiknya orang tua mengajarkan sifat malu dan tata krama yang baik kepada anak, seperti tidak memperlihatkan aurat di depan orang banyak, tidak membiarkan anak-anak menonton tayangan TV sendiri, dengan kata lain orang tualah yang memilih tayangan yang pantas untuk anaknya, mengingatkan anak bila melakukan tindakan-tindakan yang melanggar sopan santun dan tata krama. Orang tua hendaknya paham fungsi mereka masing-masing dan sadar akan tanggung jawab mereka yaitu mendidik anak dengan sebaik-baiknya. Karena  anak adalah tanggung jawab mereka yang akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah Swt. di hari kiamat kelak. Di dalam hadis disebutkan :



"Masing-masing kamu adalah pemimpin yang akan diminta pertanggungjawabannya, Bapak adalah pemimpin bagi keluarganya dan akan diminta pertanggungjawabannya,  dan Ibu adalah pemimpin bagi anak-anaknya, yang pasti akan diminta pertanggung jawabannya pula

(di hari Akhir)..."[29]

  1. Lingkungan Masyarakat

Masyarakat hendaknya juga berperan aktif untuk merealisasikan sifat malu dalam lingkungannya. Karena bila masyarakat diam terhadap kejahatan yang telah terjadi di lingkungannya maka seluruh masyarakat akan merasakan akibatnya nanti. Sebagai contoh bila terdapat kejelekan ataupun aib di dalam masyarakat hendaknya dimusyawarahkan bersama dan diberikan solusi terhadap permasalah tersebut dengan bijak. Contoh adanya tempat-tempat maksiat (bar) yang meresahkan masyarakat, hendaknya diberantas bersama-sama, bila terjadi perbuatan zina di dalam masyarakat hendaknya ketua RT/RW tidak tinggal diam, antara sesama anggota masyarakat saling mengingatkan pada kebaikkan, bukan malah memojokkan orang-orang yang membela kebenaran!. Tahukah kita bila kita melakukan perbuatan maksiat dan diikuti orang lain, maka kita juga akan dikenakan dosa orang yang meniru perbuatan kita tersebut.

"Siapa yang melakukan perbuatan baik, maka dia akan mendapatkan pahala, apabila ada orang yang mengikuti perbuatan baiknya, maka dia akan mendapatkan pahal juga tanpa mengurangi pahala orang yang melakukannya perbuatan baik tersebut. Dan siapa yang melakukan kejahatan maka dia akan mendapatkan dosa, apabila ada orang lain yang mengikuti perbuatan buruknya, maka dia pun akan menanggung dosa orang tersebut tanpa berkurang sedikitpun".      



  1. Lingkungan Negara

Negara yang bermoral adalah negara yang mengindahkan nilai-nilai kesopanan dan peduli terhadap permasalahan yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakatnya. Tindakan–tindakan asusila dan kejahatan yang sedang dilanda negri ini hendaknya cepat diatasi secara serius dan tegas. Salah satu caranya adalah dengan melaksanakan Undang-Undang Pornografi, menegakkan hukum serta sanksi-sanki yang disepakati, memperhatikan lembaga-lembaga sensor film dan memberikan penyuluhan-penyuluhan ataupun himbauan kepada masyarakat tentang pentingnya menjadi warga negara yang bermoral dan bermartabat. Karena apabila masyarakat negara kita bersatu untuk menuju pada kebaikan, maka seluruh persoalan negri ini akan cepat diatasi. Semua masyarakat sepakat menjadikan Indonesia negara yang bermoral, berpendidikan dan bermartabat,  sehingga terciptalah masyarakat madani yang disebutkan di dalam al-Quran. Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafûr


و ضرب الله مثلا قرية كانت امنة مطمئمة يأتيها رزقها رغدا من كل مكان ,  فكفرت بأنعم الله فأذاقها لباس الجوع و الخوف بما كانوا يصنعون[30]



"Allah memberikan perumpamaan negeri yang damai dan tentram akan diberikannya berupa rezeki yang banyak dimana saja, apabila penduduk negri kufur terhadap nikamat Allah, maka akan Allah timpakan kepada mereka berupa kelaparan dan ketakutan yang disebabkan perbuatan mereka sendiri."



VIII. Penutup

Malu adalah perisai wanita yang menjaganya kapan pun dan di mana pun. Tanpa  malu wanita hilang keindahannya, tanpa malu wanita menjatuhkan harga dirinya, tanpa malu wanita kehilangan mahkota hatinya.

Apakah  ciri-ciri orang yang memiliki sifat malu? Orang-orang yang pemalu biasanya melaksanakan segala hak-hak Allah dan tidak berlepas diri terhadap kewajibannya sebagai hamba Allah Swt., selalu khawatir ataupun takut untuk melakukan sesuatu yang menimbulkan aib dan cela, malu melakukan perbuatan jelek dihadapan orang banyak, menutup aurat dengan teliti, berusaha menjaga diri dari melihat sesuatu yang tidak pantas untuk dilihat (baca: aurat orang lain).

Standar malu yang harus dimiliki oleh muslimah saat ini adalah bagaimana menutup aurat dengan rapi, menundukkan pandangan, tidak berdandan yang berlebihan, tidak memperlihatkan perhiasan kecuali yang tampak dan memiliki akhlak-akhlak yang terpuji.

Sudah terlalu banyak permasalahan yang terjadi dalam hidup ini. Sebagai khalifah di muka bumi, sudah sepantasnya laki-laki dan perempuan bekerja sama untuk memakmurkan bumi ini agar tercegah dari kerusakan dan kebinasaan. Sifat malu yang dimiliki perempuan hendaknya diperkuat oleh ghadul bashar yang dimiliki laki-laki, hal ini akan menciptakan lingkungan yang sehat dan jauh dari perbuatan maksiat.


قل للمؤمنين يغضوا من أبصارهم و يحفظوا فروجهم ذلك ازكى لكم ان الله خبير بما يصنعون



"Katakanlah (hai Muhammad) kepada kali-laki yang beriman untuk menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka, yang demikian itu lebih baik bagimu.  Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". ( QS. an-Nûr: 30).


قل للمؤمنات يغضضن من أبصارهن و يحفظن فروجهن ولا يبدين زينتهن الا ما ظهر منها و ليضربن بخمورهن على جيوبهن



"Katakanlah (hai Muhammad) kepada wanita-wanita yang beriman untuk menundukkan pandangan mereka  dan menjaga kemaluan mereka dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan mereka kecuali yang tampak, dan hendaklah mereka julurkan kerudung mereka sampai menutup dada…". ( QS. An-Nûr: 31).



-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------


[29] Muhammad Shâlih al-Munjid, Absyir yâ Abâ al-Banat, Dar al-Kunuz, Kairo, Mesir, 2005, hal. 7




[30] 'Aid al-Qarnî, La Tahzan, cet. V,  Maktabah 'Al'abîkan, Kairo, Mesir, 2004, hal. 117

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

Tidak ada komentar :


Majelis dan Lembaga

[Seluruh Artikel][grids]

Kajian MCIS

[Kajian Utama][bsummary]

Majalah Sinar Mesir

[Seluruh Artikel][threecolumns]

Shaffatul 'Aisyiyah

[Shaffatul 'Aisyiyah][list]