Aliansi PCIM Luar Negri
Mesir
ditakdirkan menjadi saksi terbentuknya PCIM tersulung. Saat itu Bapak Din
Syamsuddin, bapak Haedar Nashir, dan beberapa tokoh Muhammadiyah lainnya datang
khusus untuk meresmikan PCIM pertama di luar negeri. Pada tanggal 18 Ramadhan
1423 H yang bertepatan dengan 23 November 2002 M, PCIM Kairo resmi masuk dalam
struktur keorganisasian Muhammadiyah melalui SK PP Muhammadiyah nomor
137/KEP/I.0/B/2002.
Pembentukan
PCIM kemudian sempat berhenti selama dua tahun. Baru kemudian pada tahun 2005,
PCIM Iran dikukuhkan. Pada periode selanjutnya, pembentukan PCIM di luar negeri
menjadi marak. Dalam kurun waktu tiga tahun, tak kurang dari sembilan PCIM luar
negeri dibentuk. Awal 2006, PCIM Sudan diresmikan. Di penghujung tahun yang
sama, Prof. Din Syamsudin selaku ketua umum PP Muhammadiyah mentahbiskan M.
Suryo Alinegoro sebagai Ketua PCIM Belanda. Selanjutnya, berturut-turut PCIM
Jerman, Inggris, Libya dan Kuala Lumpur disahkan pada tahun 2007. Selang
setahun kemudian, PCIM Perancis, Amerika Serikat dan Jepang menyusul. Terbaru, 2014
kemarin, PCIM Taiwan resmi menjadi bungsu dari PCIM-PCIM yang terlebih dahulu
dikukuhkan.
Fungsi PCIM Luar Negeri
Sampai saat ini, setidaknya
sudah ada 15 PCIM luar negeri yang telah diresmikan PP Muhammadiyah. Tentunya
hal ini adalah aset besar yang dimiliki Muhammadiyah di luar negeri, yang mana
jika dapat dimanfaatkan dengan optimal, maka hasilnya akan sangat berguna bagi
persyarikatan secara khusus dan umat Islam secara umum.
Dalam
konteks ini, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin menekankan tiga fungsi
pokok lembaga perwakilan Muhammadiyah di luar negeri. Peran pertama sekaligus
peran utama PCIM adalah mencetak kader, demi keberlangsungan regenerasi
persyarikatan. Peran kedua adalah peran mediasi, baik antara PP
maupun lembaga-lembaga persyarikatan di Indonesia dengan instansi atau
tokoh-tokoh di luar negeri. Sedangkan peran ketiga adalah peran
pembinaan kader. Hal tersebut dirasa cukup penting karena PCIM dinilai sebagai
wadah yang menjadi lumbung kaderisasi bagi ulama dan cendekiawan Muhammadiyah
di masa depan.
Kaderisasi
yang dibidik oleh PCIM memang beragam, sesuai dengan keistimewaan negara
masing-masing. PCIM Mesir dan Sudan, fokus mencetak dan membina kader ulama,
yang nantinya akan mengisi Majelis Tarjih di daerah masing-masing. Diakui atau
tidak, Muhammadiyah sangat kekurangan SDM ulama dan kelebihan SDM Doktor serta
Profesor.
Sedangkan
PCIM Jerman, Amerika, Belanda, dan lainnya, tentu lebih fokus membidik kepada
kaderisasi Doktor dan Profesor, khususnya dalam ilmu humaniora dan eksakta.
Untuk mengisi kebutuhan SDM pada Perguruan Tinggi Muhammdiyah (PTM) di seantero
Indonesia.
Aliansi PCIM Luar Negeri
Potensi masing-masing PCIM
ini jika digabungkan tentunya akan menjadi alternatif baru dalam gerakan
Muhammadiyah masa kini, khususnya dalam konteks internasionalisasi gerakan
persyarikatan. Yang mana, hal itu sedikit banyak terbukti dengan berdirinya Muhammadiyah
di Singapura dan Malaysia. Tidak seperti PCIM yang diisi dan digerakkan oleh
orang Indonesia yang kebetulan sedang berada di luar negeri, Muhammadiyah
Singapura dan Malaysia adalah NGO (non governmental organization) atau ormas
yang memang diisi dan digerakkan oleh para pribumi yang terinspirasi dengan
gerakan amal dan dakwah Muhammadiyah di Indonesia.
Contoh
lain tentang internasionalisasi gerakan persyarikatan adalah Tapak Suci Putera
Muhammadiyah di Mesir. Tapak Suci sebagai salah satu sayap gerakan PCIM Mesir,
mengalami kemajuan yang pesat sejak dibukanya pendaftaran bagi warga Mesir
untuk bergabung. Tak kurang dari 120 orang yang menjadi anggota Tapak Suci saat
ini, warga Indonesia dan Mesir. Tapak Suci Mesir saat ini sudah memiliki
beberapa cabang di luar kota Kairo, diantaranya bertempat di Propinsi
Alexandria dan Banha. Bahkan, saat ini rekan-rekan Mesir sedang mengusahakan
perizinan olahraga pencak silat di Kementerian Pemuda dan Olahraga Mesir.
Penulis: M. Rifqi Arriza (Ketua PCIM Mesir 2013-2015)
----------------------------------
Pcim Mesir menerima zakat, infaq, sadaqah. Uang ini akan dipergunakan untuk kepentingan dakwah Pcim Mesir dan dapat disalurkan ke:
No rek. 3660009009 a/n PCIM Mesir, Bank Syariah Mandiri, Jl. Gedong Kuning Selatan, No. 5, Yogyakarta.
Konfirmasi via facebook : https://www.facebook.com/pcim.mesir
Dan semoga amal ini bisa menjadikan kita menerima buku amalan perbuatan dengan tangan kanan diakhirat kelak. Alamat Pcim Mesir: Building 113/2, 10th district, Nasr city, Cairo, Egypt.
Post A Comment
Tidak ada komentar :