PCIM News

[Kabar PCIM][list]

Kabar Persyarikatan

[Muhammadiyah][twocolumns]

Sejarah dan Perkembangan Ilmu Falak, Peradaban India dan Persia (Bag.3)

Peradaban India dan Persia

Dua peradaban (bangsa) ini adalah peradaban yang punya kedudukan istimewa. Dari dua peradaban inilah -secara langsung- muncul dan lahirnya peradaban falak Arab (Islam), disamping peradaban Yunani kuno. Peradaban India adalah yang terkuat dalam pengaruhnya terhadap Islam (Arab) dibanding Persia. Bangsa India kuno, yang telah memulai peradabannya sejak 3000 tahun SM di lembah sungai Indus di Mahenjo-Daro atau Harappa punya gambaran mitos menarik tentang jagad raya, mereka percaya bumi ini datar bersangga diatas punggung beberapa ekor gajah raksasa; gajah-gajah itu berdiri diatas punggung seekor kura-kura maha besar. Langit tidak lain adalah seekor ular kobra raksasa yang badannya melingkari bumi, pada malam hari sisik-sisik ular itu mengkilat berkilauan sebagai bintang-bintang.

Buku Sind Hind (سند هند) punya pengaruh besar dalam perkembangan peradaban falak Arab (Islam), dengan puncaknya pada Dinasti Abbasiyah masa pemerintahan Al Manshur, diturunkan SK (baca: perintah) untuk meringkas dan menerjemah buku ini kedalam bahasa Arab. Ibrahim al Fazzari adalah orang yang menerima perintah untuk menerjemahkan buku ini, sekaligus juga ia melahirkan buku penjelas "As Sind Hind al Kabir", dan buku ini terus dikembangkan dan bertahan hingga masa Al Makmun Dinasti Umawiyah.[1] Perkembangan berikutnya, muncul karya-karya falak Arab nan banyak lagi beragam dimasa Dinasti Abbasiyah dan Umawiyah, namun kesemuanya senantiasa bernuansa gaya falak ala-Sind Hind (India) tersebut.

Peradaban Persia, adalah peradaban berikutnya yang memberi pengaruh signifikan dalam pengaruhnya dalam Islam, peradaban ini juga mengambil dan belajar dari peradaban India disamping peradaban lainnya. Namun demikian, pengaruh peradaban Persia tetaplah signifikan, terbukti di pemerintahan Abbasiyah masa Al Manshur ia pernah mengumpulkan pembesar-pembesar ahli perbintangan Persia untuk berdiskusi seperti Nubekht al Farisy (w.326 H), Umar bin al Farkhan (w.± 200 H), Ibrahim al Fazzary (w.± 180 H), dll.

Diantara terminologi falak Persia yang terus dipakai dalam Islam hingga saat ini antara lain zayj (zig), awj (Aphelion), dll. Sementara buku-buku falak berbahasa Persia yang banyak mendapat perhatian Arab Islam antara lain Zayj as-Syah’ (Zij Syah) atau ‘Zij Syahryaran’ yang merupakan ephemiris (Zig) yang cukup masyhur ketika itu. Berikutnya Al Khawarizmi (w.232 H) juga membuat ephemiris-nya, “Ta'adîl al Kawâkib” dalam corak mazhab Persia. Buku-buku falak Persia yang dinukil kedalam bahasa Arab antara lain buku " البزيذج فى المواليد " yang dinisbahkan pada بزرجمهر , dan "Shuwar al Wujuh" karya تنكلوس .[2]

(Sumber: Teori Astronomi, Fikih & Praktek, oleh Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, MA. Diterbitkan Lembaga Penerbitan PCIM Mesir.)

[1] Ibid, h. 47
[2] Carlo Nillino, op.cit, h. 210-211

----------------------------------
Pcim Mesir menerima zakat, infaq, sadaqah. Uang ini akan dipergunakan untuk kepentingan dakwah Pcim Mesir dan dapat disalurkan ke:
No rek. 3660009009 a/n PCIM Mesir, Bank Syariah Mandiri, Jl. Gedong Kuning Selatan, No. 5, Yogyakarta.
Konfirmasi via facebook : https://www.facebook.com/pcim.mesir
Dan semoga amal ini bisa menjadikan kita menerima buku amalan perbuatan dengan tangan kanan diakhirat kelak. Alamat Pcim Mesir: Building 113/2, 10th district, Nasr city, Cairo, Egypt.
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

Tidak ada komentar :


Majelis dan Lembaga

[Seluruh Artikel][grids]

Kajian MCIS

[Kajian Utama][bsummary]

Majalah Sinar Mesir

[Seluruh Artikel][threecolumns]

Shaffatul 'Aisyiyah

[Shaffatul 'Aisyiyah][list]