PCIM News

[Kabar PCIM][list]

Kabar Persyarikatan

[Muhammadiyah][twocolumns]

Menilik Lebih Dekat Nalar Syiah dan Muktazilah

Menilik Lebih Dekat Nalar Syiah dan Muktazilah


Sabtu, 30 April 2015, Muhammadiyah Centre for Islamic Studies (MCIS) PCI Muhammadiyah Mesir mengadakan Diskusi Bulanan Umtsiyah Tsaqafiyah yang berjudul “Menalar Logika Syiah dan Muktazilah”. Acara dimulai pada jam 16.30 CLT bertempat di Markaz Dakwah PCI Muhammadiyah Mesir, dengan pembicara Ustadz Muhammad Rifqi Arriza, Lc , Ketua Umum PCIM Mesir. Beliau dalam mukadimahnya mengajak para peserta untuk bersikap adil terhadap kelompok lain. “ Yang furu’ jangan dibawa ke ushul, dan yang ushul jangan dibawa ke furu’.” Tuturnya.

Sebelum pembicara memperesentasikan makalahnya, Mujaddid Ramli, ketua Majelis Keilmuan, menuturkan dalam sambutannya, bahwa tujuan diadakan acara diskusi umtsiyah tsaqafiayah ini untuk mengumpulkan seluruh kajian-kajian di bawah naungan PCIM (Ushul Fikih - Ulu,mul Qur’an –Pemikiran Islam – Falak dan Astronomi) untuk bersama-sama berdiskusi dalam satu forum membahas suatu tema tertentu sehingga menambah wawasan para anggota kajian dan merekatkan persaudaraan. Sedangkan Alda Kartika Yudha, Ketua II PCIM Mesir, menuturkan bahwa alasan kali ini diadakan diskusi tentang Syiah, salah satunya karena isu yang berkembang saat ini di Tanah Air adalah isu tentang Syiah. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa Al Azhar yang nantinya akan kembali ke tanah Air harus mengerti cara pikir kelompok tesebut, siapakah mereka, asal usul dan perkembangannya. Sehingga ketika sudah berada di medan dakwah sudah mengerti apa yang harus dilaksanakan.

Menilik Lebih Dekat Nalar Syiah dan MuktazilahModerator Cak Faiz –begitu kami memanggil beliau- memberikan mukaddimah beberapa poin tentang hubungan kedua kelompok ini. Salah satunya, terjadi perkawinan teologis antara Syiah dan Muktazilah pada tahun 380 H .”Tepatnya pada saat kekhalifahan Abasiyyah khalifah Mutwakkil ‘AlAllah yang tidak lagi menggunakan Muktazilah sebaai madzhab resmi negara, berbeda dengan khalifah sebelumnya seperti Al-Ma’mun dan Harun Al Rasyid yang menjadikan Muktazilah sebagai madzhab resmi negara.” Begitu tuturnya.

Ustadz Rifqi memulai presentasinya dengan membahas penyebab-penyebab perpecahan umat; diantarannya karena perselisihan atas khilafah. Karena ini juga, Syiah berbeda pendapat tentang kekhalifahan yang sah pasca wafatnya Rasulullah Saw. . Sunni berpendapat bahwa Abu Bakar merupakan kekhalifahan yang sah, sedangkan Syiah berpendapat bahwa Ali lah yang berhak menduduki kursi kekhalifahan. Kemudian pembahasan berlanjut ke definisi dan sejarah kapan munculnya Syiah. Banyak perbedaan pendapat, diantara pendapat yang paling masyhur yaitu; Syiah muncul setelah syahidnya Husein Ra. di padang Karbala. Karena kejadian ini, perhatian umat Islam terhadap Ahlul Bait menjadi sangat besar dan dimulailah dakwah Syiah dengan mengagung-agungkan kecintaan terhadap Ahlul Bait. Setelah itu membahas peristiwa sejarah penting dalam konteks syiah, pokok keyakinan Syiah, Kelompok-kelompok dalam Syiah dan yang terakhir tentang usaha Taqrîb baina Syî’ah wa Sunni. Yang mana hal ini telah lama diusahakan seperti yang dilakukan oleh Jama’ah Taqrîb baina al-Madzâhib, Syeikh Mahmud Syaltut, Syeikh Musthofa Siba’i, Dr. Yusuf Qardhawi dan Dr. Muhammad Imarah. Selain itu para ulama dikedua belah pihak telah menyepakati perjanjian yang tertuang dalam Risalah Amman. Diakhir pembahasan mengenai Syiah, pembicara menawarkan win-win solutions sebagaimana yang dirumuskan Dr. Sa’id Fodah antara lain: 1) Mereview kembali pendapat syiah tentang al-Quran, 2) Mendudukkan kejadian sejarah sebagai sejarah, bukan akidah, 3) Fatwa atas keharaman takfir kepada kelompok lain, 4) Menghilangkan statemen takfir dalam kitab-kitab muktabar, dari kedua belah pihak dan 5) Tidak menyebarkan pahamnya di daerah mayoritas kelompok lain.

Berlanjut ke pembahasan Muktazilah. Dimulai dengan sejarah kemunculannya, muktazilah dipengaruhi oleh dua hal utama; Keadaan perpolitikan umat Islam di zaman fitnah dan Deklarasi pendapat al-manzilah baina manzilatain idari Wasil bin Atha’ di majelis Hasan Al Basriyang kemudian Hasan Al Basri berkata ,“ ‘Itazalana Washil” (Washil telah menyingkir dari kita). Dari situlah cikal bakal kelompok ini disebut Muktazilah. Kemudian pembahasan berlanjut ke Menilik Lebih Dekat Nalar Syiah dan Muktazilahpokok-pokok keyakinan Muktazilah diantaranya; Al-Tauhid, Al-’Adlu, Al-Wa’du wa al-Wa’id, Al-Manzilah baina al-Manzilatain dan Al-Amru bi al-Ma’ruf wa al-Nahyu ‘an al-Munkar. Selanjutnya membahas mengenai pembagian kelompok Muktazilah dan alasan kenapa Muktazilah disukai. Beberapa diantaranya karena;
1) Tidak memakai cara salaf dalam memahami pembahasan akidah,
2 )Sering berdebat dengan kaum Zindiq, Rafidhah dan Pagan, sehingga terkadang berfikir dengan cara mereka,

3)Cara nalar mereka yang logika an sich,

4)Bermusuhan dengan profil-profil besar umat Islam di masanya,

5) Kaum Ateis memandang Muktazilah sebagai celah untuk masuk ke barisan umat Islam,

6 ) Dukungan Daulah Abbasiah, yang membuat mereka berlaku semena-mena kepada beberapa fukaha dan ahli hadis. Setelah itu membahas keterkaitan antara Syiah dan Muktazilah. Ada beberapa poin penting, diantaranya;
1) Sikap Muktazilah terhadap Syiah, lebih sebagai cinta kepada Ali atas perlakuan para musuhnya, daripada ideologi,
2) Beberapa kesamaan pendapat antar keduanya (ex: al-Shalah wal Ashlah = al-Luthfu),
3) Kesamaan pandangan tentang sedikitnya periwayatan hadis yang benar-benar otentik dan
4) Kedekatan ini, lebih jelas dari Syiah kepada Muktazilah, daripada sebaliknya. Diakhir presentasi, pembicara menjelaskan karaker umum Muktazilah. Sebelum menutup presentasinya, pembicara menyampaikan bahwa kita harus bersikap adil dalam memandang kelompok lain. “ Yang furu’ jangan dibawa ke ushul, dan yang ushul jangan dibawa ke furu’.” Tuturnya.

Acara dilanjutkan diskusi dengan beberapa pertanyaan dari para hadirin. Diskusi berjalan lancar dan akhirnya acara ditutup pada jam 20.20 CLT. (ar)
----------------------------------
Pcim Mesir menerima zakat, infaq, sadaqah. Uang ini akan dipergunakan untuk kepentingan dakwah Pcim Mesir dan dapat disalurkan ke:
No rek. 3660009009 a/n PCIM Mesir, Bank Syariah Mandiri, Jl. Gedong Kuning Selatan, No. 5, Yogyakarta.
Konfirmasi via facebook : https://www.facebook.com/pcim.mesir
Dan semoga amal ini bisa menjadikan kita menerima buku amalan perbuatan dengan tangan kanan diakhirat kelak. Alamat Pcim Mesir: Building 113/2, 10th district, Nasr city, Cairo, Egypt.
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

1 komentar :

  1. assalamu alaikum, adakah transkrip atau rekaman lengkap materinya? syukran..

    BalasHapus


Majelis dan Lembaga

[Seluruh Artikel][grids]

Kajian MCIS

[Kajian Utama][bsummary]

Majalah Sinar Mesir

[Seluruh Artikel][threecolumns]

Shaffatul 'Aisyiyah

[Shaffatul 'Aisyiyah][list]