Etika Perekonomian Islam dan Ruang lingkupnya dalam Keluarga, Masyarakat dan Negara.
Selain memang sistem perekonomian Islam harus sesuai dengan wahyu baik berupa Al-Quran atau sunah, ia juga tidak terlepas dari nilai dan etika dalam ajaran Islam lainnya, karena agama Islam menghendaki demikian, diantara nilai yang harus diperhatikan ;
1. Al-'adalah
Agama kita memerintahkan untuk beramal sholeh dan bertindak adil dalam segala hal termasuk juga dalam melaksanakan kegiatan perekonomian, Allah swt Allah berfirman:
إن الله يأمروكم بالعدل و الإحسان
"Sesungguhnya Allah swt memerintahkan kita untuk berbuat adil dan ihsan". (QS. An-Nahl: 90)Bisa dibayangkan ketika prinsip keadilan tidak lagi dihiraukan lagi maka akan banyak korban seperti yang berlaku di beberapa negara yang dikuasai oleh pemimpin-pemimpin diktator, banyak rakyat terlantar, penganiayaan dimana-mana, hal ini berseberangan dengan nilai ekonomi islam yang mengajarkan berprilaku adil.
2. Al-khurriyah
Islam membebaskan manusia dari segala tekanan, kemiskinan, kelaparan, kebodohan dan ketakutan.Setiap muslim diberikan kebebasan dalam bekerja, kepemilikan, dan menciptakan. kebebasan yang tidak berbenturan dengan hak orang lain.
3. As-syura'
Selain diperintahkan berlaku adil dan diberikan kebebasan kita juga dianjurkan menerapkan etika musyawarah dalam mengambil keputusan, dengan demikian kesalahpahaman dan pertengkaran dapat diminimalisir, Allah Swt. berfirman:
وشاورهم في الأمر...
"Dan bermusyawarahlah dalam suatu urusan" (QS. Ali Imran: 159)Dalam surat al-imron ini Allah menganjurkan pada hamba-Nya untuk bermusyawarah dalam mengambil satu keputusan, Rasul Saw. menguatkan perintah tersebut dengan sikap bermusyawarah bersama sahabat pada urusan peperangan, sahabatpun demikian, mereka bermusyawarah ketika hendak mengumpulkan Al-Qur’an.
Syura' benar-benar memiliki andil yang cukup vital dan berpengaruh dalam kehidupan, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat dan negara, sudah bisa ditebak, tatkala seorang kepala keluarga mengambil keputusan tanpa melalui syura maka umur keluarga ini tidak akan lama lagi, begitu pula dengan masyarakat dan negara, sering kita dengar nasib sebuah negara yang dipimpin oleh penguasa yang bertindak semaunya ,menjadikan rakyat sengsara, imbasnya pemberontakan tidak dapat dielakkan, berbeda dengan komunitas yang dalam mengambil keputusan menerapkan sistem syura, bahasa kitanya urun rembuk.
4. Al-shobru wa At-tawakal
Agama islam juga menganjurkan kita untuk bersifat sabar dan tawakal kepada Allah Swt. dalam aktivitas perekonomian, Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
ولمن صبر و غفر إن ذلك لمن عزم الأمور
"Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya(perbuatan)yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan".(QS. As-syurâ’: 43)
Kebutuhan manusia akan sebuah kesabaran sesungguhnya sesuatu yang sangat penting mengingat kesabaran dibutuhkan dimana-mana, akan tetapi yang dimaksud sabar dalam perekonomian bukan sebuah kesabaran yang kaku, tapi kesabaran yang diiringi dengan usaha dan perjuangan juga sabar atas hasil dari keduanya, kemudian setelah bersabar kita dituntut untuk bertawakal, dan sebenar-benar tawakal adalah tawakal yang dibarengi dengan ilmu dan amal juga introfeksi diri dengan begitu barulah dapat dinamakan tawakal yang kerelaan dan siap menerima segala yang ditetapkan Allah Swt., selanjutnya mempersiapkan diri menerima hasil dari kesemuanya.
5. Tanggung jawab individual
إن السمع و البصر و الفؤاد كل أولئك كان عنه مسؤولا..
"Sesungguhnya pendengaran,penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya" (QS. Al-Isrâ': 46)Betapa kompleksnya agama Islam, hingga setiap perbuatan, amanah yang Allah titipkan nantinya akan diminta pertanggung jawabannya, jika kita menyadari hal tersebut niscaya tidak ditemukan penyimpangan dalam aktivitas perekonomian baik berupa tipuan, kecurangan pada timbangan dalam perdangangan, maka dari itu sifat tanggung jawab hendaklah selalu dihadirkan dalam perekonomian hingga tingkat kerugian dapat sedikit teratasi, dan bila rasa tanggung jawab ini telah tertancap dalam benak kita masing-masing, maka nantikan kemenangan dan kejayaan didepan mata.
6. Bebas dan terlepas dari taqlid buta.
Follower alias pembuntut, biasanya disandang oleh orang-orang yang buta akan ilmu pengetahuan, oleh karena itu demi kemajuan perekonomian Islam, Islam tidak memperkenankan sang follower turut aktif di dunia ekonomi, sebaliknya Islam menjunjung tinggi mereka yang selalu berfikir, meneliti, mentadabburi dan berusaha belajar serta bersungguh-sungguh.
Seperti yang kita ketahui bahaya follower tidak lah kecil apalagi bila yang ia buntuti para orientalis yang berkeinginan menghancurkan Islam, seperti yang dilakukan negara-negara musuh Islam, yang bermaksud menghancurkan muslim dengan cara menyerbu pos-pos penting, diantaranya pos perekonomian oleh karena itu, sudah sepatutntya kita generasi harapan membentengi agama kita dengan pengetahuan yang mapan tidak membuntut pada sistem-sistem murahan, tawaran muluk dari pihak lawan.
----------------------------------
Pcim Mesir menerima zakat, infaq, sadaqah. Uang ini akan dipergunakan untuk kepentingan dakwah Pcim Mesir dan dapat disalurkan ke:
No rek. 3660009009 a/n PCIM Mesir, Bank Syariah Mandiri, Jl. Gedong Kuning Selatan, No. 5, Yogyakarta.
Konfirmasi via facebook : https://www.facebook.com/pcim.mesir
Dan semoga amal ini bisa menjadikan kita menerima buku amalan perbuatan dengan tangan kanan diakhirat kelak. Alamat Pcim Mesir: Building 113/2, 10th district, Nasr city, Cairo, Egypt.
Labels
Analisis
Post A Comment
Tidak ada komentar :