PCIM News

[Kabar PCIM][list]

Kabar Persyarikatan

[Muhammadiyah][twocolumns]

Sportif ala Ulama (Edisi 2)

Sportif ala Ulama (2)

Oleh: Musa Al Azhar (Aktivis PCIM Mesir)
 
Mari kita simak cerita di bawah ini:

Abu Hasan Ali bin Ahmad al-Sabti al-Umawi al-Andalusi yang terkenal dengan nama Ibnu al-Humayyir menyusun sebuah buku berjudul "Tanzihul Anbiya' 'amma Nusiba ilaihim Hutsalatul Aghbiya' ".

Di dalamnya beliau menyebutkan peristiwa ketika Nabi Muhammad ShalLallaahu 'alaihi wa Sallama menikah dengan Zainab yang sebelumnya diceraikan oleh sahabat Zaid bin Haritsah.

Zaid bin Haritsah sendiri adalah pembantu Rasulullah. Bahkan karena kedekatannya sampai ada yang menyebutnya Zaid bin Rasulillah. Meskipun akhirnya hal tersebut dilarang oleh Islam karena dapat mengacaukan nasab.

Ibnu al-Humayyir menyebutkan tafsiran dari ayat yang berkaitan dengan peristiwa tersebut:

فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا

Artinya:"Maka ketika Zaid telah menceraikannya, Kami nikahkan kamu (Rasulullah) dengan dia (Zainab)". (al-Ahzab: 37)

Ibnu al-Humayyir menyebutkan bahwa di dalam ayat tersebut ada makna tersirat bahwa Zaid bin Haritsah diberikan keistimewaan yang tidak diberikan pada sahabat lainnya.

Ialah disebutkannya nama Zaid dalam al-Quran secara tegas. Hal ini -walLaahu a'lam- dikarenakan sebelumnya Zaid pernah diangkat sebagai anak oleh Rasulullah sehingga namanya menjadi Zaid bin Rasulillah, sampai kemudian turun ayat larangan adopsi. Kembali namanya menjadi Zaid bin Haritsah.

Allah menggantinya dengan menyebutkan namanya secara tegas dalam al-Quran.

Kemudian, Ibnu al-Humayyir mengatakan, "Ini bukan perkataan saya. Pikiran saya belum bisa sampai kepada level kesimpulan seperti ini. Ini disebutkan oleh Imam Abu Bakar Ibnu al-'Arabi dalam beberapa karyanya. Terlepas dari apakah memang perkataan Ibnu al-Arabi sendiri atau nukilan juga."

Kisah di atas mengajarkan kepada kita sportifitas dalam berkarya.

Memang, penghargaan adalah salah satu kebutuhan manusia. Tentunya, kebutuhan harus dipenuhi dengan cara yang halal.

Umat Islam adalah umat yang sportif. Contoh kasus: Umat Islam tidak malu mengakui bahwa sains yang mereka kembangkan adalah hasil menerjemahkan dan belajar dari literatur bangsa India dan Babilonia.

Sikap seperti diatas perlu dikembangkan oleh setiap muslim.

Karena umat Islam bukanlah umat yang suka mengklaim apa yang tidak dihasilkannya.

Untuk apa mengklaim sesuatu yang bukan karya kita? Toh Allah tetap memberikan penilaian kepada proses yang benar-benar dijalani.

وَ قُلْ اعْمَلُوا فَسَيَرَ اللهُ عَمَلَكُمْ وَ وَسُوْلُهُ وَ المُؤْمِنُوْنَ

Artinya:"...dan bekerjalah kalian maka Allah akan melihat pekerjaan kalian, begitu pula dengan Rasulullah dan orang-orang mukmin". (Al-Taubah: 105)

Pun, yang dicari adalah sikap ikhlas dalam berkarya. Bukan pujian dari manusia.

Semoga Allah senantiasa menjaga komitmen kita dengan keikhlasan.

Disarikan dari buku: Qiimatuz Zaman 'inda al-Ulama oleh Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah (1417 H), ahli hadis al-Azhar dari Suriah
----------------------------------
Pcim Mesir menerima zakat, infaq, sadaqah. Uang ini akan dipergunakan untuk kepentingan dakwah Pcim Mesir dan dapat disalurkan ke:
No rek. 3660009009 a/n PCIM Mesir, Bank Syariah Mandiri, Jl. Gedong Kuning Selatan, No. 5, Yogyakarta.
Konfirmasi via facebook : https://www.facebook.com/pcim.mesir
Dan semoga amal ini bisa menjadikan kita menerima buku amalan perbuatan dengan tangan kanan diakhirat kelak. Alamat Pcim Mesir: Building 113/2, 10th district, Nasr city, Cairo, Egypt.
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

Tidak ada komentar :


Majelis dan Lembaga

[Seluruh Artikel][grids]

Kajian MCIS

[Kajian Utama][bsummary]

Majalah Sinar Mesir

[Seluruh Artikel][threecolumns]

Shaffatul 'Aisyiyah

[Shaffatul 'Aisyiyah][list]