Bersama Prof.Dr. Sangidu PCIM mengadakan Penutupan Kegiatan Term 1
Kairo - PCIM Kairo secara resmi pada selasa sore, 2 Desember 2014 menutup kegiatan termin 1. Bertempat di Markas Dakwah PCIM, acara yang dimulai pukul 15.30 ini disambung dengan dialog kader bersama Prof.Dr. Sangidu M.Hum. dan Cecep Taufikurrahman MA.|
Aziz Nur Ihsan sebagai MC memberikan waktu terlebih dahulu kepada Muhammad Rifki Arriza selaku Ketua PCIM Mesir Periode 2013-2015 untuk memberikan sambutan sekaligus laporan kegiatan PCIM selama satu termin.
Selain memberikan laporan-laporan kegiatan, Rifki Arriza juga menjelaskan hubungan PCIM dengan PP Muhammadiyah dan PCIM-PCIM lain di penjuru dunia. Hubungan dengan PP Muhammadiyah terjalin apik, karena secara rutin setiap bulan PCIM melaporkan agenda-agenda yang dilaksanakan, serta mengirim majalah SINAR MUHAMMADIYAH secara berkala. Adapun bentuk kerjasama antara PCIM dengan PCIM-PCIM lain adalah PCIM diberikan amanah untuk membuat silabus kajian dan pengisi kajian rutin dwimingguan yang diperantarai oleh PCIM Taiwan dan rekan-rekan Radio Muhammadiyah di Yogyakarta.
Acara yang dihadiri kurang lebih 35 kader, simpatisan, dan anggota baik yang tergabung dalam kajian-kajian atau pun tapak suci ini berlangsung khidmat. Cecep Taufikurrahman mengenalkan kembali ruh-ruh berjuang di Muhammadiyah. Dimana Muhammadiyah merupakan gerakan tajdid, dinamis yang menjawab persoalan-persoalan keumatan. Muhammadiyah di Mesir senantiasa memberikan manfaat bagi orang lain, tanpa adanya rasa pamrih. Kedepannya, ketika orang-orang yang belajar di PCIM kembali ke tanah air. Tidak dituntut untuk berjuang di Muhammadiyah, jika ia ingin berjuang di Muhammadiyah dipersilahkan, jika tidak pun, tidak dipermasalahkan, karena asas utama Muhammadiyah adalah memberi manfaat bagi orang lain.
Prof. Dr. Sangidu selaku guru besar di UGM menjelaskan arti berjuang tanpa pamrih. Kawan-kawan di Mesir pun tidak perlu khawatir ketika nanti pulang ke tanah air. Karena mahasiswa Al-Azhar senantiasa diharapkan kehadirannya di tengah masyarakat, terkhusus yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Menghadapi tahun 2015 terkait ASEAN Community yang telah disepakati oleh Negara-negara ASEAN bahwa siapapun dan dimanapun dapat bekerja selama itu berada di kawasan ASEAN. Jika SDM Indonesia tidak siap, maka pos-pos tersebut akan diisi oleh pihak luar. Prof.Dr. Sangidu juga menekankan bahwa permasalahan kemiskinan dan kebodohan dapat teratasi dengan pendidikan. Disamping itu, ia juga memberikan nasehat kepada para aktivis PCIM mengenai doa orangtua terkhusus ibu sebagai jalan kesuksesan rekan-rekan PCIM. (Ki Mbambung)
Aziz Nur Ihsan sebagai MC memberikan waktu terlebih dahulu kepada Muhammad Rifki Arriza selaku Ketua PCIM Mesir Periode 2013-2015 untuk memberikan sambutan sekaligus laporan kegiatan PCIM selama satu termin.
Selain memberikan laporan-laporan kegiatan, Rifki Arriza juga menjelaskan hubungan PCIM dengan PP Muhammadiyah dan PCIM-PCIM lain di penjuru dunia. Hubungan dengan PP Muhammadiyah terjalin apik, karena secara rutin setiap bulan PCIM melaporkan agenda-agenda yang dilaksanakan, serta mengirim majalah SINAR MUHAMMADIYAH secara berkala. Adapun bentuk kerjasama antara PCIM dengan PCIM-PCIM lain adalah PCIM diberikan amanah untuk membuat silabus kajian dan pengisi kajian rutin dwimingguan yang diperantarai oleh PCIM Taiwan dan rekan-rekan Radio Muhammadiyah di Yogyakarta.
Acara yang dihadiri kurang lebih 35 kader, simpatisan, dan anggota baik yang tergabung dalam kajian-kajian atau pun tapak suci ini berlangsung khidmat. Cecep Taufikurrahman mengenalkan kembali ruh-ruh berjuang di Muhammadiyah. Dimana Muhammadiyah merupakan gerakan tajdid, dinamis yang menjawab persoalan-persoalan keumatan. Muhammadiyah di Mesir senantiasa memberikan manfaat bagi orang lain, tanpa adanya rasa pamrih. Kedepannya, ketika orang-orang yang belajar di PCIM kembali ke tanah air. Tidak dituntut untuk berjuang di Muhammadiyah, jika ia ingin berjuang di Muhammadiyah dipersilahkan, jika tidak pun, tidak dipermasalahkan, karena asas utama Muhammadiyah adalah memberi manfaat bagi orang lain.
Prof. Dr. Sangidu selaku guru besar di UGM menjelaskan arti berjuang tanpa pamrih. Kawan-kawan di Mesir pun tidak perlu khawatir ketika nanti pulang ke tanah air. Karena mahasiswa Al-Azhar senantiasa diharapkan kehadirannya di tengah masyarakat, terkhusus yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Menghadapi tahun 2015 terkait ASEAN Community yang telah disepakati oleh Negara-negara ASEAN bahwa siapapun dan dimanapun dapat bekerja selama itu berada di kawasan ASEAN. Jika SDM Indonesia tidak siap, maka pos-pos tersebut akan diisi oleh pihak luar. Prof.Dr. Sangidu juga menekankan bahwa permasalahan kemiskinan dan kebodohan dapat teratasi dengan pendidikan. Disamping itu, ia juga memberikan nasehat kepada para aktivis PCIM mengenai doa orangtua terkhusus ibu sebagai jalan kesuksesan rekan-rekan PCIM. (Ki Mbambung)
Post A Comment
Tidak ada komentar :